MANOKWARI,Linkpapua.com – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua Barat dr Adhe Ismawa mengatakan, tantangan tim kesehatan di Papua Barat sangat berat. Jumlah dokter yang masih minim menjadi salah satu faktor penghambat pembangunan bidang kesehatan.
Adhe mengatakan, IDI bersama seluruh dokter spesialis di Papua Barat akan terus berkomitmen melakukan penanganan baik preventif maupun promotif. Harapannya masyarakat dapat teredukasi lebih baik.
“Kesehatan bukan tugas dari pemerintah daerah maupun petugas medis saja, tetapi tanggung jawab tiap individu untuk menjaga kesehatannya sendiri,” ujarnya.
Di Papua Barat kata Adhe, masih terkendala jumlah tenaga dokter terutama dokter spesialis. Karena itu, IDI akan berkoordinasi dengan pusat dan bekerja sama dengan leading sektor kesehatan baik di kabupaten maupun provinsi.
Dilaporkan juga bahwa total anggota dokter yang tergabung dalam IDI Papua Barat sekitar 400 dokter umum dan spesialis. Hal itu termasuk intensif dan sub spesialis.
Adhe mengatakan bahwa untuk dokter anak, dokter penyakit dalam, dokter bedah dan dokter kandungan masing-masing kabupaten di Papua Barat sudah memilikinya.
“Namun dokter sub spesialis seperti jantung baru di Manokwari 2 dokter, kemudian bedah syaraf untuk penyakit-penyakit stoke yang serangan mendadak kita belum punya sama sekali,” tuturnya.
Selain kebutuhan tenaga dokter sarana kesehatan juga penting dalam mendorong kebutuhan kesehatan di Papua Barat. Penambahan jumlah rumah sakit di Papua Barat yang menurutnya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa semakin terjamin dan mudah sedangkan pihak rumah sakit juga akan meningkatkan pelayanan rumah sakitnya masing-masing.
“Tantu masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses kesehatan, dan dari sisi persaingan tentu akan menumbuhkan persaingan yang sehat antar pihak rumah sakit,” katanya.(LP14/red)