MANOKWARI, LinkPapua.com – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Papua Barat menyebut Papua Barat memiliki potensi wisata yang luar biasa, tetapi belum dikelola secara optimal. Mereka mendorong pemerintah daerah memberikan perhatian lebih dalam mengembangkan sektor pariwisata agar dapat meningkatkan pendapatan daerah.
“Pariwisata yang kita miliki ada yang di bawah air di darat sampai di Pegunungan Anggi, di mana ada burung-burung endemik yang banyak dikunjungi wisatawan luar negeri,” ujar Ketua Biro Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) DPD HPI Papua Barat, Yensen Seragih, kepada wartawan di Swiss Belhotel Manokwari, Selasa (4/3/2025).
Seragih mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian, rata-rata wisatawan mengeluarkan sekitar Rp 10 juta per hari dalam sekali kunjungan. Jika target kunjungan mencapai 1.000 kali, maka potensi pendapatan bisa mencapai Rp 10 miliar.
“Potensi wisata di Papua Barat sangat besar, hanya memerlukan optimalkan agar potensi yang ada dapat menghasilkan manfaat. Tolong juga dorong guide-guide lokal agar diberdayakan agar dapat meningkatkan potensi wisata daerah,” katanya.
Dia juga menyoroti perlunya sinergi antara dinas-dinas terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang memberikan pelatihan, serta Dinas Pariwisata yang bertanggung jawab atas promosi destinasi unggulan Papua Barat.
“Namun, yang dipromosikan harus terarah. Apa yang menjadi potensi itulah yang dipromosikan, kita punya burung-burung endemik tidak dipromosikan,” ucapnya.
Seragih berharap di masa kepemimpinan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dapat dipilih figur-figur yang berkompeten dan mampu bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.
“Dibutuhkan kerja sama dari banyak pihak agar lebih banyak menarik wisatawan. Jika wisatawan banyak datang, uang masuk, maka inflasi turun. Itu penting agar pemerintah bisa mengetahui,” tuturnya.
Selain itu, Seragih juga mendorong pemerintah daerah di setiap kabupaten/kota untuk lebih aktif mengembangkan wisata berbasis kerakyatan. Dia mencontohkan Kampung Kwawi di Manokwari yang telah dikenal sebagai kampung wisata, serta potensi besar lainnya seperti Kampung Aisakdami di Wondama, komunitas Suku Mairasi di Kaimana, dan Kampung Lobo. (LP14/red)




