MANOKWARI,Linkpapuabarat.com – Penutupan pelatihan dan sertifikasi relawan Covid-19 se-Papua Barat ditutup, Kamis 25 Maret 2021. Pelatihan ini menghasilkan beberapa keputusan jangka panjang.
Salah satu yang paling urgen adalah pembentukan Forum Relawan Penanggulangan Bencana. Forum ini akan terbentuk di semua tingkatan. Mulai dari provinsi, kabupaten/kota, distrik hingga desa terpencil.
Ketua Satgas Covid-19 Papua Barat, Derek Ampnir mengatakan forum relawan akan berkedudukan di provinsi dan juga 12 kabupaten dan 1 kota. Forum ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan edukasi soal bencana dan mitigasinya.
“Ini akan menjadi wadah bagi publik. Agar nanti masyarakat semakin paham bagaimana mitigasi bencana. Temasuk dalam penanggulangan wabah pandemi,” jelas Derek.
Selain itu dalam pelatihan ini para relawan mengucapkan ikrar Panca Dharma sebagai janji setia dalam bekerja di forum tersebut.
Dikatakan Derek, dari pelatihan ini relawan telah mendapat nilai tambah pengetahuan dan pengalaman sebelum terjun ke masyarakat. Diharapkan ilmu yang mereka dapat bisa diimplementasikan.
“Tugas relawan ini sangat mulia. Setelah ini relawan ini akan membantu kita dalam upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 Papua Barat sesuai dengan apa yang sedang kita hadapi. Namun yang lebih luas dari tugasnya adalah mereka akan bertanggung jawab dan bekerja untuk penanganan bencana termasuk juga bencana nonalam,” paparnya.
Bencana non alam salah satunya konflik-konflik horisontal yang diakibatkan oleh gesekan budaya, masalah Sosial yang terkait dengan tanah, akad dan lain sebagainya.
“Buktinya, kemarin ada relawan saya ada yang minta ijin karena ada konflik yang terjadi tiga hari lalu di kota Manokwari, relawan ini ikut juga membantu mengamankan beberapa fasilitas yang menjadi sasaran amukan massa di pinggir jalan. Mereka secara tidak langsung sudah menjadi relawan mengatasi konflik di lapangan. Inilah yag kita harapkan. Mereka hadir di tengah masyarakat,” ujar Derek.
Kata Derek, dalam forum yang akan dibentuk nantinya, relawan yang akan hadir dimulai dari ibu-ibu bersama dengan setiap kepala keluarga.
“Karena bapak-bapak sibuk bekerja, maka ke depan, kaum ibu akan didorong menjadi pilar utama penggerak relawan ini,” pungkas Derek. (LPB2/red)