27.2 C
Manokwari
Minggu, Mei 12, 2024
27.2 C
Manokwari
More

    Editor Meeting: Media Didorong Suarakan Isu Transisi Energi dan Perubahan Iklim

    Published on

    JAKARTA, linkpapua.com –The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) menyelenggarakan kegiatan editor meeting secara virtual dengan tema “G20: Masa Depan Energi Berkelanjutan” pada Sabtu (9/4). Editor meeting ini merupakan wadah mendorong media untuk menyuarakan transisi energi dan perubahan iklim.

    Diskusi virtual ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM & Chair Energy Transitions Working Group (ETWG) G20 Yudo Dwinanda Priaadi, Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam dan Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR) Marlistya Citraningrum.

    Sekretaris Jenderal SIEJ, Joni Aswira Putra dalam sambutannya mengatakan SIEJ berharap kegiatan editor meeting ini dapat mendorong media untuk terus peduli terhadap lingkungan
    dan menyuarakan isu transisi energi, khususnya dalam peliputan guna mencapai target ambisius penurunan emisi, penggunaan EBT, dan mempercepat transisi energi dalam
    menghadapi perubahan iklim global.

    Baca juga:  HUT PGRI-HGN di Manokwari, Momentum Angkat Profesionalisme Guru

    “Isu ini relevan sekali karena sektor energi adalah mitigasi penting dalam pengendalian perubahan iklim. Semoga hasil diskusi ini dapat memunculkan perspektif baru, karena rekanrekan di sini semua pemangku kebijakan media, yang dapat mempengaruhi desk liputan serta
    khususnya dapat menjamah masyarakat umum” ujar Joni.

    Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan G20 merupakan negara yang sangat berpengaruh terkait transisi energi dimana secara global anggotanya menguasai perdagangan dunia. Tiga negara produsen terbesar migas merupakan anggota G20 yaitu Amerika Serikat, Rusia dan Arab
    Saudi.

    “Kita perlu usaha mendongkrak pembangkitan energi bersih dan mendorong energi efisiensi.
    Karena energi diperlukan semua pihak dan sangat besar. Berikutnya, ada sifatnya pergeseran paradigma, bagaimana menggunakan energi juga sumber energinya. Ada perubahan pekerjaan yang diantisipasi dunia, termasuk Indonesia. Terakhir terkait dengan proyek baru energi
    terbarukan, efisiensi ujungnya kita butuh real investment, karena tanpa investasi nyata laju energi akan lebih lama,” kata Yudo.

    Baca juga:  Jadi Dosen Tamu di Unipa, Ketua PWI Papua Barat Bawa Mata Kuliah Jurnalisme Kebudayaan

    Pada kesempatan yang sama, Medrilzam mengatakan transformasi ekonomi sangat berkaitan dengan energi terbarukan. Melalui inisiatif ekonomi hijau, Indonesia fokus untuk mendatangkan investasi yang tidak lagi merusak lingkungan namun dapat menurunkan emisi.

    “Sektor energi menjadi vehicle untuk kita mencapai upaya transformasi ekonomi. Harapannya ini menjadi bagian utama dalam RPJMN kita di 2025-2045. Dalam G20 ini harus kita dorong bersama, bukan hanya Indonesia, namun komitmen semua negara yang tergabung. Teknologi
    dan Investasi menjadi kata kunci, karena percuma tidak akan ada transisi energi tanpa dua kunci ini,” kata Medrilza

    Marlistya Citraningrum menekankan bahwa saat ini energi sudah menjadi kebutuhan dasar.

    “Kebutuhan dasar bukan lagi sandang pangan dan papan. Tapi juga kebutuhan energi seperti listrik. Ini akan menjadi dua tambahan masalah pembangunan,” kata Citra.

    Baca juga:  Lantik Pimpinan MRPB, ini Harapan Pj Gubernur Ali Baham

    Citra mengatakan sebagai penghasil emisi dominan di seluruh dunia, 75% negara-negara G20 belum sesuai dengan konsekuensi yang mereka timbulkan. Negara berkembang masih banyak yang mengejar pertumbuhan ekonomi sehingga banyak aksi-aksi yang tidak sesuai dengan transisi energi maupun adaptasi dari konsekuensi krisis iklim.

    “Indonesia termasuk negara yang dinilai oleh Climate Action Tracker sebagai negara yang aksi iklimnya masih perlu ditingkatkan. Climate Action Tracker tidak hanya menilai dari sisi energi
    dan power system saja namun juga dekarbonisasi, sistem transportasi, kehutanan, lahan dan lain-lain sehingga bisa memberikan gambaran lengkap.” kata Citra.

    Negara-negara anggota G20 adalah Afrika Selatan, amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerma, Kanada, Meksiko, Republik
    Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa. (LP2/red)

    Latest articles

    SKK Migas-Pertamina EP Papua Resmikan Rumah Informasi Kelompok Terumbu Karang Lestari...

    0
    SORONG, Linkpapua.com - SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field (PEP Papua) meresmikan dan menyerahkan rumah informasi kepada Kelompok Terumbu Karang Lestari, Distrik Sorong...

    More like this

    SKK Migas-Pertamina EP Papua Resmikan Rumah Informasi Kelompok Terumbu Karang Lestari Sorong  

    SORONG, Linkpapua.com - SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field (PEP Papua) meresmikan dan...

    Kembangkan Bakat Mahasiswa, Universitas Caritas Indonesia Gelar Festival Tahunan

    MANOKWARI, linkpapua.com - Universitas Caritas Indonesia menggelar Festival Tahunan Caritas yang mulai berlangsung, Sabtu...

    PKS Manokwari Komitmen Koalisi PDI Perjuangan meski Tak Sinkron Pusat

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Ketua DPD PKS Manokwari, Papua Barat, Abdurahman, menegaskan bahwa dinamika koalisi...