MANOKWARI, LinkPapua.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat bekerja sama Global Fund (GF) menggelar orientasi orientasi pelayanan terpadu program malaria dengan kesehatan maternal dan neonatal bagi tenaga kesehatan (nakes).
Kegiatan ini dihadiri nakes yang bertugas di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya yang berlangsung di Swiss Belhotel, Kabupaten Manokwari, Kamis (14/9/2023).
Malaria memang masih menjadi masalah kesehatan di Papua Barat. Data terbaru Sistem Informasi Surveilans Malaria (Sismal) 2022 mencatatkan terdapat 13.079 kasus penderita malaria di Papua Barat. Sebanyak 56 persen di antaranya berasal dari Manokwari.
Kepala Seksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Papua Barat, Edi Sunandar, menjelaskan peserta yang diundang khususnya berasal dari wilayah-wilayah dengan tingkat endemis malaria yang tinggi.
“Ibu hamil dan balita yang meninggal karena malaria di beberapa wilayah mengalami peningkatan jumlah penderita malaria,” ujarnya.
Ia menyoroti pentingnya tes cepat dalam mengantisipasi kasus malaria serta perlunya peningkatan pemeriksaan pada balita sebagai tahap diagnosis awal.
Ketua panitia acara, Wily M, menyatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya nyata untuk percepatan penurunan angka kematian akibat malaria, terutama pada ibu hamil.
“Tujuan orientasi untuk meningkatkan kapasitas para petugas dan puskesmas terkait integrasi malaria dalam program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta terinputnya laporan dan pencatatan integrasi malaria KIA di Sismal,” ungkapnya. (LP3/Red)