MANOKWARI, Linkpapua.com – Jhon Heriko Awom (16), salah satu atlet menembak asal Papua Barat yang bertabur prestasi. Namun, dia butuh perhatian pemerintah daerah.
Heriko banyak meraih prestasi dalam berbagai event nasional hingga internasional. Berlatih mandiri menggunakan peralatan seadanya, atlet remaja ini membuktikan keterbatasan bukanlah penghalang.
Sertu Robertzon Hebrianus Awom selaku orang tua sekaligus pelatih sang anak mengatakan, Heriko terjun di dunia menembak sejak duduk do kelas 6 sekolah dasar (SD).
“Berlatih menggunakan peralatan seadanya, dalam artinya menggunakan peralatan yang kita buat dengan kemampuan kita,” kata Robertzon saat ditemui wartawan, Jumat (2/9/2022).
Heriko mulai bergabung dalam dunia menembak kreasi atau airsoftgun di Manokwari sejak 2017. Dia pertama kali mengikuti event atau kejuaraan nasional (kejurnas) di antaranya di Makassar. Dilanjutkan dengan berbagai event kejurnas, yakni di Solo (Piala Dandrem 084 di Purwokerto 2018), Bandung, dan Kejuaraan Kapolda Metro Jaya.
Khususnya pada akhir 2021 dia mengikuti kejuaraan Asia dan membawa pulang medali emas (juara 1 grade B) serta medali perak (juara 2 super junior). Dalam kejurnas menembak di Bekasi, Jakarta, awal 2022, Heriko mendapat juara 1 grade B dan juara 2 super junior. Lalu, dalam Kejurnas Malang Open 2022, Heriko naik satu tingkat setelah meraih juara 1 grade C.
Selain mengikuti kejuaraan, Heriko juga sering dipanggil menjadi instruktur dalam perlombaan yang dilaksanakan Brimob dan Polda Papua Barat.
“Saat ini dia berjuang untuk mendapatkan sertifikat utama senjata api agar bisa naik ke level Pekan Olahraga Nasional (PON). Tapi, kami kendala dengan biaya,” ucapnya.
Oleh karena itu, Robertzon berharap kepada pemerintah dalam hal ini instansi terkait dan organisasi olahraga, seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), baik di tingkat kabupaten maupun provinsi untuk memberikan perhatian.
“Sampai saat ini tidak ada perhatian pemerintah. Kita sudah mencoba untuk koordinasi, tapi tidak ada jawaban. Jadi, kita menggunakan biaya pribadi dan klub-klub yang secara swadaya memberikan bantuan kepada anak ini,” imbuhnya.
Robertzon mengemukakan, banyak anak Papua yang memiliki potensi dalam dunia menembak, tetapi terkendala pada minimnya sarana dan prasarana latihan. (LP3/Red)