MANOKWARI, Linkpapua.com – Suasana bahagia menyelimuti raut wajah Audi Ayomi, pria 48 tahun asal Kampung Tandia, Distrik Tandia Kabupaten Teluk Wondama. Ia hadir menyaksikan upacara penutupan pembinaan dan pelatihan (binlat) bintara remaja Polri di halaman Markas Polda Papua Barat, Manokwari, Selasa (25/1/2022).
Ia tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya. Salah satu dari bintara Polri yang menyelesaikan binlat hari itu adalah putranya.
Dengan kameja dan kepala yang dibungkus topi, ia membawa batangan cokelat berdaunkan lembaran uang lima ribu rupiah. Itu sebagai hadiah bagi sang anak yang hanya ini resmi jadi anggota Polri.
Nelayan dari Kampung Tandia itu tidak menyangka putra ketiganya hari ini telah resmi menjadi anggota Polri. Bagi Ayomi, sebelumnya mimpi pun tidak.
Tapi hari ini dengan mata berkaca kaca menyaksikan putranya berdiri gagah berseragam coklat dengan atribut Polri lengkap dengan pangkat brigadir polisi dua (bripda).
“Saya tidak sangka Moncex, anak saya sekarang sudah jadi anggota Polri. Bapak bangga kepadamu nak,” tutur Audi Ayomi saat ditanya.
Bola mata Audi, tampak berkaca sesekali ia menoleh ke kiri dan ke kanan sembari memukul bahu putranya yang berada di sampingnya.
“Saya sengaja membawa ini sebagai hadiah buat anak saya di hari ini” timpal Audi usai menyerahkan rangkaian uang kertas dan cokelat kepada putranya.
Audi Ayomi memiliki 3 anak, yang pertama merupakan anak perempuan yang sudah menikah. Sedangkan putra kedua juga sudah berkeluarga. Sementara Moncex adalah anak bungsu.
Moncex lolos menjadi anggota Polri setelah mengikuti seleksi di tahun 2021 lalu. Saat itu Polda Papua Barat membuka rekrutmen ribuan calon bintara dari jalur afirmasi otonomi khusus.
“Saya hanya menitip pesan, tetap rendah hati, lindungi masyarakat sebagaimana tugasmu sebagai polisi. Menjaga keamanan dan jauhi minuman keras,” ucap Audi Ayomi.
Penerimaan Bintara Polri tahun 2021 lalu memang dikhususkan untuk anak-anak Asli Papua. Bagai gayung bersambut, sebagai putra yang lahir dari orang tua asli Papua, ia dinyatakan lolos tahap awal hingga dinyatakan resmi sebagai calon Siswa lalu dikirim mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara SPN Jawa Tengah (Jateng).
Selama 6 Bulan, Moncex ditimpa bersama rekan-rekanya oleh para instruktur di SPN Jawa Tengah. 22 Desember 2021, mereka dinyatakan selesai pendidikan dan dilantik sebagai anggota Polri.
Kembali ke Polda asal, Moncex masih bersama para bintara Polri lainya ditimpa selama sebulan melalui Binlat.
“Saya minta kalian harus menjadi contoh yang baik di masyarakat, apabila sebelum menjadi anggota Polri ada kekurangan yang ada pada diri kalian di masyarakat, saya minta tinggalkan itu” tutur Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Barat, Irjen Pol Tornagogo Sihombing saat menyampaikan sambutan dalam penutupan Binlat Bintara Afirmasi Otsus.
Kata Kapolda dalam pesan penutup Binlat, bahwa bagai argo taxi, hitungan kalian sudah jalan sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia
“Saya percaya, dengan adanya binlat ini kalian sudah bisa kencangkan apa yang kalian sudah terima. Mulai dari kepemimpinan diri, kepemimpinan ditengah-tengah masyarakat dan kepemimpinan diri kalian sebagai abdi negara yang diharapkan bangsa Indonesia,” ucap Tornagogo.
Tornagogo juga menyampaikan terima kasih kepada 1.496 bintara afirmasi khusus. Dia percaya para pemimpin Papua Barat, seperti Gubernur, Ketua MRP-PB dan Ketua DPR PB lembaga masyarakat adat serta semua yang mewakili kultur masyarakat adat sangat bangga dengan para bintara afirmasi.
“Saya percaya, Bapak Gubernur Ketua MRP Ketua DPR dan LMA serta semua mewakili kultur sangat bangga dengan kalian semua, anak-anakku. Camkan itu” ungkapnya.
Cerita Moncex Pernah Ditilang Polisi
Moncex, remaja kelahiran 30 Juni 2000 di Kampung Tandia Kabupaten Teluk Wondama itu mengaku mendaftar sebagai anggota Polri karena termotivasi ketika semasa SMK, ia ditahan gara-gara bawa motor tidak pakai helm.
“Saya pernah ditahan polisi lalu lintas di jalan semasa sekolah, saat saya bawah motor tanpa pakai helm. Sejak saat itu saya belajar disiplin berkendara dan memotivasi diri. Saya bilang saya harus jadi polisi,” tutur Moncex.
Sebagai komitmen kepada negara dan bangsa, Moncex mengaku akan menyimpan selalu bendera Merah Putih sebagaimana pesan Kapolda dalam sambutan penutupan.
“Siap, saya akan simpan Bendera Merah Putih dan menjaganya sebagaimana pesan bapak Kapolda,” tuturnya
“Terima kasih kepada kedua orang tuaku, berkat kebaikan yang kalian berikan saya kini bisa meraih cita-cita menjadi anggota Polri,” tuturnya.
Ismail Watora, Anggota Majelis Rakyat Papua MRP Papua Barat mengaku lega sekaligus bangga melihat anak-anak Papua Barat yang kini telah berhasil sebagai Anggota Polri.
“Ini sebuah pencapaian yang luar biasa , sebagai Anggota MRP saya terharu dan bangga melihat generasi papua barat yang kini menjadi abdi negara,” kata Ismail Watora
Proses rekrutmen bintara Polri afirmasi otonomi khusus ini tidak terlepas dari peran serta dan perjuangan lembaga kultur masyarakat adat di Papua Barat. Bukan hanya memperjuangkan bersama pemerintah dan DPR Papua Barat, MRP Papua Barat juga turut serta mengawal proses rekrutmen hingga mencapai hasil akhir.
“Dengan acara pelepasan hari ini, syukur Alhamdulillah anak-anak yang kita berikan rekomendasi tadi kami lihat sangat memukau, artinya kami tidak sangka kami pikir ini anak anak dari pelosok tapi akhirnya membanggakan” tutur Ketua Panja Rekrutmen Bintara Polri Afirmasi Otsus 2021
Bintara Polri penerimaan Polda Papua Barat seluruhnya berjumlah 2.111 orang, terdiri dari 100 Polwan dan sisanya Polki. 1.469 merupakan putra dan putri anak orang asli Papua (OAP). Sementara sisanya merupakan bintara reguler.
“Dalam prosesnya kita mengalami banyak tantangan karena kita baru pertama kali memberikan rekomendasi namun alhamdulillah dilalui dengan baik hingga saat ini mereka telah resmi,” ujarnya. (LP2/Red)