MANOKWARI,Linkpapua.com – Kepala Kantor BLU UPBU Kelas II Rendani Herman Sujito mengatakan, minat masyarakat menggunakan transportasi udara di Bandara Rendani pada prinsipnya cukup besar. Hanya saja, butuh inovasi pelayanan dan promosi wisata yang intens agar Manokwari lebih dikenal luas.
“Selain itu, perlu juga dirumuskan tentang strategi agar menarik maskapai lain untuk beroperasi di Bandara Rendani. Termasuk membahas isu-isu dan potensi yang dimiliki Manokwari guna menarik pengunjung dari luar daerah untuk datang ke Manokwari,” ujar Herman
saat coffee morning lintas komponen di Swiss-belhotel Manokwari, Senin (14/10/2024).
Coffee morning dihadiri berbagai leading sektor. Di antaranya dari dinas pariwisata, dinas perhubungan, Kantor Otoritas Bandara dan Bank Indonesia.
Herman menuturkan, pihaknya membutuhkan kerja sama dengan stakeholder terkait dalam meningkatkan kemajuan di sektor penerbangan. Selain meningkatkan hubungan kerja sama juga menarik minat masyarakat dalam menggunakan jalur penerbangan dan menggunakan kargo pesawat terbang.
Menurut Herman, Manokwari memiliki potensi yang bisa diangkat dan dikembangkan guna mendatangkan pengunjung dari luar. Namun ini membutuhkan strategis. Harus melibatkan berbagai pihak.
Sementara itu Plt Kepala dinas Pariwisata Papua Barat Yacobus Basongan memaparkan besarnya potensi Manokwari. Dikatakan bahwa Manokwari memiliki beberapa potensi yang perlu diangkat dan dikembangkan di antaranya dari sisi agama dan religius di Pulau Mansinam.
“Pulau Mansinam adalah tempat religius untuk agama nasrani dimana pulau Mansinam merupakan tempat Injil pertama datang di Papua. Ini perlu dikembangkan dalam meningkatkan serta menarik minat pengunjung dari luar Papua dan mancanegara,” paparnya.
Basongan menuturkan bahwa selain wisata religi di sekitar Pulau Mansinam juga merupakan wisata sejatah di mana di sana terdapat sejarah peninggalan perang dunia ke II. Di sana juga ada patung bersejarah.
“Untuk menarik wisatawan khususnya untuk sekitaran Papua hal itu sudah secara otomatis karena setiap tanggal 5 Februari seluruh jemaat di tanah Papua hadir di Pulau Mansinam,” kata Basongan.
Selanjutnya Basongan menjelaskan tentang objek wisata pantai pasir putih atau sering disebut Yanbeba. Objek wisata ini kata dia, paling banyak dikunjungi warga Manokwari.
“Selain jaraknya yang dekat di pantai pasir putih juga sudah dilengkapi dengan atraksi wisata mulai dari jet sky dan banana boat, serta menarik bagi penggemar bagi para penyelam untuk menikmati alam bawah lautnya” kata Basongan.
Yang ketiga yaitu objek wisata Gunung Meja yang berbatasan langsung dengan wilayah perkotaan. Gunung Meja merupakan hutan lindung yang cukup luas yang di dalamnya terdapat banyak spesies endemik asli Manokwari, mulai dari tumbuhan hingga satwa liarnya.
“Selain itu gunung meja merupakan objek bagi para peneliti dan miniatur hutan hujan tropis yang memberikan banyak manfaat bagi kota Manokwari serta kaya akan flora fauna,” tuturnya.
Dikatakan Basongan bahwa ke depannya pihaknya sudah menjalin hubungan kerja sama dengan pihak pengelola Gunung Meja dan telah mendesain untuk membuat objek wisata di dalamnya seperti camping graund, tracking sehingga lebih menarik minat untuk berwisata di gunung meja.
Yang keempat yaitu, Pantai Amban yang tergolong cukup dekat dari pusat kota sekitar 8 km. Pantai Amban dapat dijadikan objek pengganti setelah Raja Ampat menjadi bagian dari Papua Barat Daya.
Pantai Amban dapat dijadikan satu ikon yang menarik minat untuk mengenalkan wisata di Papua Barat.
“Pantai Amban terdertivikat dan menjadi ikon stategis karena telah ter agendakan even surfing. Hal ini dikarenakan ombaknya yang sesuai dan dinilai memenuhi standar internasional untuk olahraga surfing” terang Basongan.
Dikatakan bahwa event surfing di Manokwari telah diagendakan secara internasional oleh liga surfing dunia dan telah sejajar dengan tempat surfing di negara luar lainnya seperti di Brazil, California, Filipina.
“Untuk event surfing direncanakan akan dilaksanakan pada 27 November sampai 6 Desember 2024” terang Basongan.
Yang ke lima yaitu objek wisata kawasan pengamatan gunung dan kupu-kupu tepatnya di Kampung Kwau Distrik Mokwam, Pegunungan Arfak. Objek wisata ini telah mendapat rekor MuRI.
“Di sana terdapat beberapa ikon unik seperti pohon pisang raksasa, burung pintar dan burung penari. Jadi wisata ini sudah cukup terkenal di kalangan wisatawan mancanegara,” imbuhnya. (LP14/red)