MANOKWARI, llinkpapua – Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw bersama delapan delegasi Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia Daerah Khusus Istimewa (Fordasi) membuka secara resmi rakor Fordasi, Selasa (26/9/2023) di Kantor Gubernur Papua Barat.
Pembukaan Rakor Fordasi ditandai pemukulan tifa oleh Paulus Waterpauw bersama Kepala Daerah peserta Rakor. Di momentum ini, Waterpauw bicara sumber daya alam Papua, dan daya saing daerah.
Menurut Waterpauw, saat ini ada 9 daerah masuk dalam wilayah desentralisasi asimetris. 6 di antaranya berasal dari Tanah Papua.
“Keberadaan 6 daerah ini tentunya menjadi keunggulan sekaligus tantangan bagi Papua. Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah. Tetapi tantangan kita adalah kita harus mampu mengelola kekayaan itu agar benar benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Waterpauw.
Itulah sebabnya kata dia, rakor Fordasi ini mengangkat tema Bekerja Bersama dan Berdaya Saing. Waterpauw memaparkan, lewat tema ini, daerah asimetris didorong untuk berkolaborasi untuk menuju daya saing.
“Seperti sekarang di Papua Barat kita melihat UMKM kita mulai bangkit. Mereka mulai menatap persaingan. Tetapi tentu semua ini masih membutuhkan uluran pemerintah,” katanya.
Lalu selanjutnya adalah sektor investasi. Saat ini kata Waterpauw, Papua Barat membuka diri untuk masuknya investor di berbagai sektor.
Hanya saja iklim investasi, lebih awal harus dibangun. Artinya kata dia, iklim investasi yang ditawarkan harus berkepastian.
Yang kedua, memperkenalkan potensi alam. Sebab masih banyak potensi sumber kekayaan Papua yang belum tereksplorasi. Sehingga belum memberikan manfaat luas bagi kemakmuran rakyat.
Selain itu, menurut Waterpauw, ada beberapa isu sentral di forum ini. Di antaranya upaya ke depan bersama mengendalikan inflasi, stunting, serta kemiskinan ekstrem.
Di sektor ekonomi, kata dia, daya saing daerah terutama dalam mendorong produk lokal juga jadi pokok bahasan. Hal ini berkaitan dengan program pengendalian inflasi daerah yang menjadi konsen pemerintah.
“Mungkin ada daerah sudah maju lebih bagus sharing di forum ini sehingga muncul kerja sama memanfaatkan ruang kekhususan kita ini. Yang jelas kita harus jadikan ini sebagai lompatan awal membawa Papua Barat berdaya saing di semua sektor,” ujar dia.
Selain itu kata Waterpauw, isu ketahanan pangan akan jadi pembahasan sentral. Mengingat banyak negara negara di dunia yang saat ini mengunci diri untuk tidak mengekspor bahan pokok ke negara negara termasuk Indonesia.
Waterpauw mengaku sangat bersyukur Papua Barat menjadi tuan rumah Fordasi. Ia yakin banyak sisi positif yang akan dipetik dari pertemuan ini.
“Kita bersyukur kita diberikan kepercayaan amanah menjadi tuan rumah Fordasi. Kita harus tunjukkan yang terbaik kepada tamu delegasi yang datang ke provinsi ini,” katanya.
Dia berharap, momen baik ini kita sampaikan pokok pikiran harapan masyarakat di Papua Barat yang berkaitan dengan, adat, agama, pemuda dan perempuan. Hal ini menjadi skala prioritas yang harus diakomodir.
Dari forum ini kata Waterpauw, akan lahir rumusan positif yang menjadi acuan bersama. (LP1/red)