MANOKWARI, LinkPapua.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua Barat (masih termasuk Provinsi Papua Barat Daya) 2022 menunjukkan angka 65,89 yang berada pada kategori sedang.
“Komponen IPM terdiri atas Usia Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran per Kapita disesuaikan dengan daya beli (PPP),” demikian dikutip dari rilis BPS Papua Barat, Selasa (26/9/2023).
UHH Papua Barat sebesar 66,46 yang berarti harapan bayi lahir hidup di Papua Barat dapat hidup hingga mencapai usia 66 hingga 67 tahun.
HLS Papua Barat sebesar 13,21 yang berarti harapan lama sekolah untuk setiap orang mencapai 13 tahun atau pendidikan yang dapat diselesaikan diharapkan mencapai lulus lulus Diploma I.
Sementara RLS Papua Barat bernilai 7,84 yang bermakna rata-rata pendidikan telah diselesaikan penduduk adalah SMP kelas 1.
Sementara itu, PPP di Papua Barat mencapai Rp8.101 ribu. Nilai ini berarti kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa sesuai dengan perhitungan daya beli tiap daerah yang berbeda.
Berbeda dengan tiga indikator lain yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, nilai PPP pada tahun 2022 meningkat dari Rp 7.929 ribu pada
tahun 2021, yang merupakan dampak pandemi.
“Indeks Pembangunan Manusia kabupaten/kota di Papua Barat cukup bervariatif. Umumnya level IPM kabupaten/kota di Papua Barat masih terkategori sedang,” demikian BPS Papua Barat.
Kota Sorong menjadi yang tertinggi untuk pencapaian IPM ini dengan indeks sebesar 78,98 dengan mengekor di belakangnya adalah Kabupaten Manokwari yang memiliki indeks 72,60.
Di Papua Barat, hanya kedua wilayah inilah yang mampu menyandang status IPM “tinggi”. Pada kategori IPM sedang, terdapat sembilan kabupaten yang menyandang status ini, di antaranya Kabupaten Fakfak, Sorong, Kaimana, Raja Ampat, Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Maybrat, Manokwari Selatan, dan
Teluk Wondama.
IPM Fakfak menjadi yang terdekat untuk mencapai status IPM tinggi karena telah mencapai indeks 69,12. Sementara itu, Maybrat menjadi kabupaten pada kategori ini yang masih rentan karena tidak jauh berada pada ambang batas kategori rendah dengan angka indeks 60,49.
Kategori IPM rendah ditempati oleh kabupaten-kabupaten pemekaran yang masih berumur jagung, seperti Pegunungan Arfak dan Tambrauw. Tambrauw menempati posisi terakhir dengan indeks sebesar 54,63. (*/Red)