28.1 C
Manokwari
Minggu, September 8, 2024
28.1 C
Manokwari
More

    BPBD Papua Barat: Longsor di Minyambouw Akibat Gempa dan Hujan Deras

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat, Derek Ampnir, menyatakan bencana longsor yang terjadi di Distrik Minyambouw, Pegunungan Arfak, merupakan dampak gempa bumi dan perubahan cuaca ekstrem. Longsor menelan korban jiwa dan menimbulkan kerugian materil signifikan.

    “Ini (longsor) merupakan dampak dari perubahan iklim global dan bencana pergerakan tanah akibat gempa bumi 6,1 magnitudo yang pernah kita rasakan beberapa waktu lalu,” jelas Ampnir, Minggu (26/5/2024).

    Longsor terjadi di Kampung Persiapan Piyedip, Kampung Induk Meteide, yang berdekatan Kampung Mbenti. Data BPBD mengungkapkan, 5 orang menjadi korban dalam kejadian ini, dengan rincian 1 orang selamat, 2 meninggal dunia, dan 2 lainnya masih dalam pencarian.

    Baca juga:  Dr Derek Ampnir Lolos 3 Besar Calon Deputi BNPB, Manufandu: Dia Layak, Punya Kompetensi

    Kerugian materil akibat longsor mencakup kerusakan parah pada 6 unit rumah warga dan kerusakan ruas jalan aspal sepanjang 250 meter.

    “Longsor ini masih ikutan dari gerakan tanah yang tejadi di ruas jalan di daerah Teluk Bintuni. Kemudian, dipicu cuaca hujan dengan intensitas tinggi. Merupakan rangkai dari pergerak tanah akibat gempa dan perubahan iklim,” ungkap Ampnir.

    Ampnir juga menyatakan upaya mitigasi bencana telah dimaksimalkan melalui manajemen darurat dan siaga untuk meminimalkan risiko bencana. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari area rawan longsor dekat tempat tinggal mereka.

    Baca juga:  Kapolda PB: Tak Ada Ampun Bagi Anggota 'Nakal'

    “Kita harus mengamankan kondisi yang ada agar tidak terjadi seperti di Luwu dan Sumatera Barat. Puji Tuhan kita masih ditolong,” ujarnya.

    Ampnir mengungkapkan Pegunungan Arfak dikategorikan sebagai daerah dengan potensi longsor tinggi. Seluruh wilayah di sana, kata dia, berada dalam zona risiko tinggi sesuai dengan kajian risiko bencana provinsi.

    “Semua wilayah Pegunungan Arfak berada dalam ancaman risiko dan bencana longsor tinggi. Sudah kita petakan dalam kajian resiko bencana provinsi, sudah masuk dalam zona resiko tinggi,” bebernya.

    Baca juga:  Beberkan Data Covid-19 di Rakornis BPBD, Dominggus Minta ASN Jadi Pionir Vaksinasi

    Ampnir pun mendorong masyarakat untuk menanam dan membudidayakan tanaman dataran tinggi, seperti kopi dan tanaman endemik, di Pegunungan Arfak. Hal ini dianggap penting untuk menghindari pembukaan lahan atau kebun yang bisa memicu longsor.

    Menurutnya, kopi dan tanaman endemik yang telah ada sejak zaman dahulu perlu dipakai untuk mitigasi bencana. Tidak boleh ditebang untuk alasan apa pun, termasuk kepentingan berkebun.

    “Mari, kita jaga alam. Kejadian di Wariori, Manokwari Selatan, dan Bintuni, kita harus menjaga alam, bersahabat dengan alam supaya alam menjaga kita,” tuturnya. (LP2/red)

    Latest articles

    APBD-P 2024 Wondama Ditetapkan Rp1,2 T, DPRK Singgung Kemiskinan Ekstrem Masih...

    0
    WASIOR, Linkpapua.com- Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Teluk Wondama menetapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2024, Sabtu 7 September 2024. APBD-P...

    More like this

    APBD-P 2024 Wondama Ditetapkan Rp1,2 T, DPRK Singgung Kemiskinan Ekstrem Masih Tinggi 

    WASIOR, Linkpapua.com- Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Teluk Wondama menetapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan...

    Hermus Indou Akui Partisipasi IWSS dalam Pembangunan Daerah

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) Manokwari Irmayani...

    Rumah Kosong di Teluk Bintuni Disatroni Maling, Sepeda Motor Raib

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- Yuyun Vista Claudia Rumbrapuk, warga RT 02 RW 02, Kelurahan Bintuni, Teluk...