26.3 C
Manokwari
Jumat, November 22, 2024
26.3 C
Manokwari
More

    BPBD Papua Barat: Longsor di Minyambouw Akibat Gempa dan Hujan Deras

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat, Derek Ampnir, menyatakan bencana longsor yang terjadi di Distrik Minyambouw, Pegunungan Arfak, merupakan dampak gempa bumi dan perubahan cuaca ekstrem. Longsor menelan korban jiwa dan menimbulkan kerugian materil signifikan.

    “Ini (longsor) merupakan dampak dari perubahan iklim global dan bencana pergerakan tanah akibat gempa bumi 6,1 magnitudo yang pernah kita rasakan beberapa waktu lalu,” jelas Ampnir, Minggu (26/5/2024).

    Longsor terjadi di Kampung Persiapan Piyedip, Kampung Induk Meteide, yang berdekatan Kampung Mbenti. Data BPBD mengungkapkan, 5 orang menjadi korban dalam kejadian ini, dengan rincian 1 orang selamat, 2 meninggal dunia, dan 2 lainnya masih dalam pencarian.

    Baca juga:  Markus Waran Geram Lihat Kedisiplinan Pegawai Pemkab Mansel

    Kerugian materil akibat longsor mencakup kerusakan parah pada 6 unit rumah warga dan kerusakan ruas jalan aspal sepanjang 250 meter.

    “Longsor ini masih ikutan dari gerakan tanah yang tejadi di ruas jalan di daerah Teluk Bintuni. Kemudian, dipicu cuaca hujan dengan intensitas tinggi. Merupakan rangkai dari pergerak tanah akibat gempa dan perubahan iklim,” ungkap Ampnir.

    Ampnir juga menyatakan upaya mitigasi bencana telah dimaksimalkan melalui manajemen darurat dan siaga untuk meminimalkan risiko bencana. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari area rawan longsor dekat tempat tinggal mereka.

    Baca juga:  BPBD Manokwari Tinjau Rumah yang Rusak Parah Akibat Longsor di Wosi

    “Kita harus mengamankan kondisi yang ada agar tidak terjadi seperti di Luwu dan Sumatera Barat. Puji Tuhan kita masih ditolong,” ujarnya.

    Ampnir mengungkapkan Pegunungan Arfak dikategorikan sebagai daerah dengan potensi longsor tinggi. Seluruh wilayah di sana, kata dia, berada dalam zona risiko tinggi sesuai dengan kajian risiko bencana provinsi.

    “Semua wilayah Pegunungan Arfak berada dalam ancaman risiko dan bencana longsor tinggi. Sudah kita petakan dalam kajian resiko bencana provinsi, sudah masuk dalam zona resiko tinggi,” bebernya.

    Baca juga:  Masa Jabatan Waterpauw Berakhir Mei, DPR PB Segera Ajukan 3 Nama Calon Pengganti

    Ampnir pun mendorong masyarakat untuk menanam dan membudidayakan tanaman dataran tinggi, seperti kopi dan tanaman endemik, di Pegunungan Arfak. Hal ini dianggap penting untuk menghindari pembukaan lahan atau kebun yang bisa memicu longsor.

    Menurutnya, kopi dan tanaman endemik yang telah ada sejak zaman dahulu perlu dipakai untuk mitigasi bencana. Tidak boleh ditebang untuk alasan apa pun, termasuk kepentingan berkebun.

    “Mari, kita jaga alam. Kejadian di Wariori, Manokwari Selatan, dan Bintuni, kita harus menjaga alam, bersahabat dengan alam supaya alam menjaga kita,” tuturnya. (LP2/red)

    Latest articles

    BPK RI Papua Barat: Tak Semua Data Boleh Dibuka ke Media...

    0
    MANOKWARI,Linkpapua.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Papua Barat menggelar sharing session dengan kalangan media massa di gedung BPK Papua Barat, Manokwari, Kamis...

    More like this

    BPK RI Papua Barat: Tak Semua Data Boleh Dibuka ke Media  

    MANOKWARI,Linkpapua.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Papua Barat menggelar sharing session dengan...

    Bawaslu Papua Barat Ingatkan Logistik Harus Tiba di TPS pada H-1

    MANOKWARI,Linkpapua.com - Bawaslu Papua Barat memastikan distribusi logistik Pilkada 2024 harus telah tiba di...

    Kunjungi Fakfak, Ali Baham Minta Lintas Komponen Jaga Sinergi Jelang Pilkada

    FAKFAK,Linkpapua.com - Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere bersama Tim Desk Pilkada berkunjung...