MANOKWARI,Linkpapua.com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua Barat menargetkan capaian progresif di PON ke-20 Papua 2021. Papua Barat menggelontorkan belasan miliar untuk fasilitas para atlet.
Ketua Komisi Sarana dan Prasarana (Sarpras) KONI Papua Barat Andrew Valentino Tirony mengatakan, pihaknya optimis menjadikan PON XX Papua sebagai ajang perbaikan prestasi dan torehan emas dari PON sebelumnya.
“Agar tidak mengurangi semangat dan kegigihan para atlet potensial untuk mendulang emas bagi Papua Barat, kami (KONI) telah 85% merealisasikan peralatan atlet untuk tiap-tiap Cabang Olahraga (Cabor) yang lolos PON. Sedikitnya ada 20 cabor yang sudah tersealisasi,” kata Valentino kepada Linkpapua.com, Selasa (11/5/2021) di Kantor KONI Papua Barat.
Pria yang akrab disapa Ino itu melanjutkan, peralatan cabor yang sudah terealisasi yaitu atletik, bulutangkis, catur, dayung, judo, karate, selam, sepak bola, sofball, tenis, dan tinju. Serah terima barang tahap pertama berlangsung di Jakarta pada 23 Januari.
Sedangkan, realisasi tahap kedua berlangsung pada Bulan Februari, yakni cabor selam, pencak silat, sepatu roda, kempo, menembak, biliard, muaythai, layar, terjun payung (Parasut), serta cabor voli indoor untuk putra-putri dan voli pasir.
“Harga peralatan mencapai belasan miliar, tetapi semua sudah didistribusikan langsung ke tempat Pelatihan Terpusat masing-masing cabor, agar mereka (para atlet) bisa gunakan untuk latihan, guna meningkatkan semangat dan mental mereka mengikuti PON Papua,” ujar Ino.
Ino menjelaskan, kendala yang dialami pihaknya saat ini ialah masalah transportasi, dimana Pandemi Covid – 19 turut menghambat pendistribusian barang. Terdapat sejumlah peralatan yang terlambat didatangkan karena adanya penerapan pembatasan jumlah barang, yang lebih diutamakan ialah logistik (bahan makanan dan obat-obatan).
“Perlu kesabaran memang untuk peralatan bisa didistribusikan. Kami gunakan kontainer untuk kirimkan peralatan ke tempat tiap-tiap cabor berlatih,” ujar Ino.
“Tersisa enam cabor lagi yang belum dan itu akan direalisasikan setelah hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah,” katanya lagi.
Di sisi lain, Ino meyakini peralatan itu adalah yang terbaik bagi para atlet. Sebab, seluruh peralatan adalah bukan pilihan KONI, melainkan dipilih langsung oleh tim official, manager, pelatih dan atlet itu sendiri. Sementara KONI hanya bersifat memfasilitasi dan membiayai.
“Itu peralatan baru dan sesuai standarisasi. Ada yang impor, seperti perahu dayung dari Portugal, perahu layar dan senjata dari Singapura, parasut dari Amerika. Jadi saya yakin itu yang terbaik bagi para atlet karena mereka sendiri yang memilih,” kata Ino.
Dari segala kelengkapan sarana dan prasarana itu, Ino berharap para atlet tekun berlatih demi meraih prestasi dan mengangkat nama Papua Barat di kancah nasional dan bahkan mungkin internasional.
“Kami target harus memiliki sebanyak mungkin medali. Harus ada peningkatan dari raihan yang lalu-lalu, sebagaimana harapan Bapak Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan. Berjuang maksimal memberikan yang terbaik untuk Bumi Kasuari,” kata Ino.
Aset KONI
Saat berakhirnya event PON Papua 2021, seluruh peralatan olahraga tersebut akan menjadi aset milik KONI Papua Barat. Ini dilakukan demi menghemat pengeluaran anggaran dan keberlangsungan para atlet. Peralatan akan disimpan atas nama KONI, sehingga di kemudian hari tidak ada lagi pengeluaran anggaran untuk pembelanjaan peralatan olahraga.
Namun begitu, menurut Ino, meski peralatan akan menjadi aset KONI namun setiap atlet dari cabor bersangkutan tetap dapat menggunakannya untuk berlatih mengasah kemampuan, maupun membantu tumbuh kembang atlet baru berdaptasi menggunakan peralatan baru.
“Para atlet tetap dapat menggunakannya untuk berlatih, kami tidak melarang itu. Ini hanya menghemat pengeluaran anggaran. Dengan begitu, keperluan anggaran hanya dibutuhkan untuk biaya perawatan dan pemeliharaan,” kata Ino.(LP7/red)