27.3 C
Manokwari
Jumat, Juni 27, 2025
27.3 C
Manokwari
More

    Mahasiswa Raja Ampat Desak Penyelesaian Konflik Tambang dan Wisata Wayag

    Published on

    PONTIANAK, LinkPapua.com – Mahasiswa asal Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang sedang menempuh pendidikan di Pontianak, Kalimantan Barat, mendesak pemerintah segera menyelesaikan konflik antara aktivitas tambang nikel dan sektor pariwisata di Raja Ampat, khususnya di kawasan wisata unggulan Wayag.

    Desakan ini disampaikan dalam diskusi lepas yang digelar di Bundaran Taman Digulis Pontianak, Rabu (25/6/2025). Mahasiswa menilai konflik yang terus berlarut akibat pencabutan empat Izin Usaha Pertambangan (IUP) telah menimbulkan dampak luas terhadap aspek pembangunan, mulai dari ekonomi hingga citra pariwisata daerah.

    Baca juga:  Bareskrim Polri Usut Tambang Nikel di Raja Ampat yang IUP-nya Dicabut

    Juru bicara mahasiswa Raja Ampat di Pontianak, John Marau, mengatakan konflik antara tambang dan pariwisata bukan persoalan sepele. Meski di beberapa lokasi seperti Manyaifun telah dilakukan mediasi aparat dan tokoh adat, tetapi ketegangan masih terjadi di kawasan lain. Salah satunya di Wayag, di mana wisatawan bahkan tidak diperbolehkan berkunjung oleh warga yang menolak tambang.

    Baca juga:  Jelang HUT Ke-76 TNI, Pangdam XVIII/Kasuari Pimpin Ziarah di TMP Tri Jaya Sakti Sorong

    “Masalah sebesar ini dengan dimensi yang sangat luas tentu akan berdampak pada berbagai sektor berjangka panjang dan mempengaruhi kepariwisataan Raja Ampat,” ujarnya.

    Mahasiswa menilai, konflik kepentingan antara tambang dan wisata tidak bisa dibebankan hanya kepada pemerintah kabupaten. Mereka mendorong adanya keterlibatan pihak ketiga yang netral sebagai mediator.

    Salomo Omkarsba, mahasiswa Teknik Informatika Universitas Tanjungpura, menambahkan pemerintah daerah perlu menerapkan manajemen resolusi konflik, sebagaimana dipraktikkan di berbagai negara dalam menangani konflik krusial.

    Baca juga:  Pemprov PBD Genjot Sektor Pariwisata, Gulirkan 4 Program Multi Stakeholder

    “Resolusi konflik segera dilakukan oleh pemda dengan mediator pihak gereja dan masjid agar dalam jangka pendek pencapaian solusi dapat mempengaruhi perbaikan dan percepatan pembangunan kepariwisataan Raja Ampat,” katanya.

    Diskusi tersebut juga diikuti sejumlah mahasiswa Raja Ampat lainnya, di antaranya Ryke Omkarsba (Akuntansi), Febby Imbir (Kelautan dan Perikanan), Jhon Marau (Penjas), serta Noak Aitem dari Politeknik Pontianak. (LP10/red)

    Latest articles

    16 Tim di Manokwari Mentas di Bung Karno Cup, Perebutkan Piala...

    0
    MANOKWARI, Linkpapua.com- Sebanyak 16 tim futsal di Manokwari berpartisipasi dalam Bung Karno Cup yang memperebutkan Piala Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten...

    More like this

    16 Tim di Manokwari Mentas di Bung Karno Cup, Perebutkan Piala Ketua DPC PDI Perjuangan Manokwari

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Sebanyak 16 tim futsal di Manokwari berpartisipasi dalam Bung Karno Cup yang...

    Wamenkop Kunker ke Manokwari, Bahas Pembentukan Koperasi Merah Putih

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Wakil Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Wamenkop UKM) RI, Ferry...

    Polres Fakfak Amankan Kegiatan Pawai Ta’aruf 1 Muharram 1447 H

    FAKFAK, Linkpapua.com— Polres Fakfak melaksanakan pengamanan kegiatan Pawai Ta’aruf 1 Muharram 1447 H /...