25.3 C
Manokwari
Senin, Juni 2, 2025
25.3 C
Manokwari
More

    Ketua DPRPB Minta Maaf Soal Kuota Terbatas di SMA Taruna Kasuari Nusantara

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPRPB), Orgenes Wonggor, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua calon siswa yang gagal diterima di SMA Taruna Kasuari Nusantara. Dia mengakui keterbatasan kuota dan kapasitas asrama menjadi hambatan utama sehingga sejumlah anak Papua tidak bisa diterima di sekolah tersebut.

    Permohonan maaf itu disampaikan Orgenes Wonggor, yang akrab disapa Owor, dalam pertemuan dengan sejumlah orang tua calon siswa, Rabu (28/5/2025). Turut mendampingi Owor dalam pertemuan itu, yakni Wakil Ketua DPRPB Petrus Makbon dan Syamsuddin Seknun, Ketua Komisi II Ahmad Kuddus, serta anggota Rudi Sirua, Musa Naa, dan Fachry Turah.

    Dalam pertemuan itu, para orang tua mengeluhkan anak-anak mereka yang tidak lolos seleksi masuk, khususnya pada tahap psikotes. Sedikitnya sembilan calon siswa dinyatakan gugur, padahal mereka sangat berharap bisa mengenyam pendidikan di sekolah unggulan tersebut.

    Baca juga:  DPR Papua Barat dan Pemprov Bahas Tiga Ranperda Non-APBD 2023

    Menindaklanjuti aspirasi itu, DPRPB telah menggelar rapat dengar pendapat (hearing) dengan Dinas Pendidikan dan Kepala SMA Taruna Kasuari Nusantara.

    “Hearing dihadiri oleh unsur pimpinan lengkap juga Ketua Komisi II dan perwakilan MRPB. Kami sampaikan permasalahan dan menjelaskan soal animo anak-anak asli Papua yang ingin bersekolah di SMA Taruna cukup tinggi. Prinsipnya bagaimana ada solusi agar anak anak bisa diterima,” ujar Owor.

    Dia menegaskan DPRPB telah berjuang maksimal agar kuota siswa yang sebelumnya hanya 112 orang bisa ditambah. Namun, kepala sekolah menyampaikan bahwa penambahan kuota tidak memungkinkan karena keterbatasan ruang kelas dan kapasitas asrama.

    Owor mengungkapkan asrama yang idealnya untuk 4 siswa kini dipaksa menampung 8 orang. Pihaknya sudah usulkan agar setidaknya diakomodasi di ruangan yang ada, tapi lagi-lagi tak ada solusi.

    “Kita kembali meminta agar anak-anak yang ada di ruangan ini saja yang diakomodir, tetapi itu juga tidak ada solusi. Makanya kadis dan kepsek meninggalkan ruangan rapat,” katanya.

    Baca juga:  Hari Rimbawan ke-40, Besok Aksi Tanam Pohon di Kantor Gubernur Papua Barat

    Situasi tersebut membuat DPRPB menyarankan agar persoalan ini dibawa ke tingkat yang lebih tinggi. “DPRPB sudah berjuang maksimal, tetapi tidak ada solusi yang bisa menjawab. Kami sampaikan permohonan maaf,” ungkapnya

    Wakil Ketua DPRPB, Syamsuddin Seknun, menambahkan bahwa pihak sekolah telah diminta membuka data jumlah siswa dan kapasitas asrama. Namun, data menunjukkan kondisi yang memang sudah melebihi batas.

    “Jumlah siswa saat ini sudah melebihi batas. Satu ruangan itu diisi 4 orang, tetapi dipaksakan 8 orang. Sistem asrama, maka sekolah tidak miliki solusi lain. Kami tidak dapat titik temu, maka kami minta dinas dan sekolah laporkan ini secara resmi ke gubernur,” tuturnya.

    Seknun menyebut meskipun hearing berjalan alot dan tidak menghasilkan solusi langsung, ada hal positif yang bisa dicatat. Dia mengaku sekarang tahu betul bahwa daya tampung sekolah sangat tidak memadai. Atas hal itu, pihaknya meminta pihak sekolah segera menyusun kebutuhan anggaran untuk pembangunan tambahan asrama.

    Baca juga:  15 Raperda PB Kelar, Raperdasi RTRW Dipending, Tunggu Izin Kemendagri

    “DPRPB sudah minta ke sekolah buatkan kebutuhan anggaran untuk membenahi sarana yang dibutuhkan. Sesegera mungkin buat anggaran kebutuhan agar kita menambah asrama di sekolah untuk mengakomodir kebutuhan yang akan datang,” paparnya.

    Sementara itu, salah satu perwakilan orang tua menyampaikan bahwa mereka telah berusaha mencari jalan keluar, termasuk bertemu dengan Dinas Kehutanan sebagai pemilik lahan sekolah, bahkan siap merogoh kocek pribadi untuk menambah sekat ruangan.

    “Kami berani bertemu dengan Kadis Kehutanan, DPRPB. Juga siap keluarkan biaya sendiri untuk sekat ruangan. Ini saran yang diberikan pihak sekolah, kalau kami punya keinginan sendiri tidak mungkin kami datang ke sini. Ini murni keinginan anak-anak sehingga kami berusaha,” ungkap salah seorang perwakilan orang tua siswa. (LP14/red)

    Latest articles

    Markus Waran Siap Pimpin KONI Papua Barat Jika Didukung Cabor

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.com - Markus Waran menyatakan kesiapannya untuk memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua Barat, jika mendapat dukungan dari cabang olahraga (cabor). Pernyataan ini...

    More like this

    Markus Waran Siap Pimpin KONI Papua Barat Jika Didukung Cabor

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Markus Waran menyatakan kesiapannya untuk memimpin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)...

    Markus Waran Mulai Ancang-Ancang Maju di Pilgub Papua Barat 2030

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Mantan Bupati Manokwari Selatan (Mansel), Markus Waran, mulai mengambil langkah-langkah awal...

    Libur Panjang, Direktorat Polairud Polda Papua Barat Tingkatkan Keamanan di Pantai Wisata

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Direktorat Polairud Polda Papua Barat, melakukan pengamanan dilokasi obyek wisata pantai pasir putih,Minggu...