MANOKWARI, LinkPapua.com – Menjelang peringatan Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar monitoring dan evaluasi terhadap program penanggulangan TBC dan malaria.
Kegiatan ini dilangsungkan di Aston Niu Hotel, Manokwari, Kamis (24/4/2025), sebagai bagian dari komitmen percepatan eliminasi penyakit menular di wilayah endemis tinggi.

Gubernur Papua Barat diwakili Asisten I Setda Papua Barat, Syors Alberth Ortisanz Marini, menegaskan kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum refleksi, tetapi juga sebagai bentuk konsolidasi strategi integrasi layanan TBC, malaria, kesehatan ibu dan anak, serta penyusunan mikroplanning eliminasi malaria.
“Bertepatan dengan hal itu, kita juga memperingati Hari Malaria Sedunia yang jatuh pada tanggal 25 April 2025 esok hari. Ini merupakan sebuah panggilan bahwa kita harus bergerak lebih cepat, lebih terarah, dan lebih manusiawi dalam menangani masalah TBC dan malaria,” ujarnya.
Dia menekankan dampak penyakit menular seperti TBC dan malaria tidak hanya mengancam kesehatan tubuh, tetapi juga mengganggu keberlangsungan pendidikan anak, menurunkan produktivitas, hingga menghambat pembangunan daerah. Karena itu, menurutnya, upaya eliminasi harus dipahami bukan sekadar target program, melainkan bagian dari misi keadilan sosial.
“Untuk itu, kita harus memastikan ibu hamil mendapatkan akses ke pemeriksaan kesehatan tanpa khawatir dengan biaya. Setiap anak harus tidur di bawah kelambu yang layak, setiap pasien TBC atau malaria harus mendapatkan akses kesehatan sesuai standar, dan setiap orang harus melakukan cek kesehatan tanpa harus menunggu sakit,” bebernya.
Marini juga menyampaikan dukungannya terhadap program pemeriksaan kesehatan gratis yang akan diperluas ke seluruh wilayah Papua Barat. Dia meminta agar seluruh puskesmas, tenaga medis, dan mitra pembangunan bersinergi menjangkau wilayah pelosok, sehingga tidak ada kampung yang tertinggal dari layanan dasar kesehatan.
“Monitoring dan evaluasi ini saya harap sebagai rangkaian perbaikan. Gunakan fokus ini untuk menyusun strategi yang tajam dan realistis, evaluasi dengan jujur, diskusi dengan terbuka, serta ditindaklanjuti dengan komitmen,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Papua Barat, Nurmawati, menyampaikan kegiatan ini diikuti 154 peserta dari tujuh kabupaten. Mereka terdiri atas kepala seksi program TBC, pengelola malaria, dan bidang kesehatan ibu dan anak.
“Peserta kami prioritaskan untuk tiga kabupaten dengan endemis tinggi, yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, dan Teluk Wondama,” ungkapnya.
Dia menambahkan, rangkaian kegiatan berlangsung selama empat hari, 24-27 April 2025. Agenda utama meliputi evaluasi program TBC tingkat provinsi, pertemuan integrasi malaria dengan layanan kesehatan ibu dan anak, serta penyusunan microplanning percepatan eliminasi malaria di daerah prioritas.
“Selain itu, kami juga memberikan beberapa penghargaan atas kesuksesan dalam memberantas TBC dan malaria bagi beberapa apoteker atau klinik,” ucapnya. (LP10/red)




