MANOKWARI,Linkpapua.com – Pemkab mengungkap kondisi miris yang dialami petani di Pegunungan Arfak saat ini. Akibat kendala infrastruktur dan jarak, petani kesulitan memasarkan hasil panennya.
“Tantangan para petani di Pegunungan Arfak sangat kompleks. Mereka kesulitan dalam pemasaran karena kendala infrastruktur jalan dan jarak yang jauh,” ujar Sinus Keroman dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pegunungan Arfak, Rabu (16/10/2024).
Dijelaskan Sinus, topografi Pegaf yang sebagian besar pegunungan, menyulitkan transportasi darat. Petani yang menjual hasil penennya ke Manokwari, kesulitan akses.
“Kita tau bersama bahwa di Pegaf adalah daerah pegunungan dan petani di sana banyak yang menjual hasil panennya ke Manokwari. Petani mengalami banyak kesulitan dikarenakan jaraknya yang jauh,” jelas Sinus,
Menurutnya mayoritas petani di Pegaf banyak menanam tanaman hortikultura seperti kubis, wortel, daun bawang dan kentang. Jarak yang jauh menjadi faktor paling pelik.
Karena tanaman tanaman tersebut mudah rusak. Belum lagi biaya transportasi yang terbilang mahal.
“Hasil pertanian yang tidak tahan lama dan jarak uang jauh ditambah biaya transportasi petani di Pegaf kurang mendapat keuntungan,” katanya.
Sinus mengatakan, kondisi ini kian parah karena akses satu-satunya yang mereka lewati kini terputus. Akibatnya, petani harus melewati jalan memutar.
Petani menempuh jarak yang lebih jauh, 4 hingga 5 jam untuk sampai ke Manokwari. Sinus menyebut para petani biasanya menggunakan mobil angkutan dengan biaya transportasi 1 orang ditambah barang dagangannya sekitar Rp250.000.
“Semakin banyak barang dagangannya tentunya akan semakin mahal biaya transportasinya. Jika dihitung-hitung sebenarnya tidak terlalu menguntungkan tetapi para petani itu datang ke Manokwari ada yang memiliki tempat tinggal di sini dan membangun channel hubungan yang dapat memudahkan mereka dalam menjual. Terlebih lagi sekarang dengan adanya handphone kita bisa menjual secara online,” terangnya.
Dijelaskan Sinus, sebagian petani di Pegaf sudah memiliki langganan. Sehingga mereka dapat memastikan kebutuhan hasil panennya sesuai dengan permintaan pelanggan.
Disamping itu ada juga petani yang mengecer barang dagangannya di pasar. Sinus mengatakan saat ini pemerintah tengah menangani jalan rusak untuk memudahkan akses para petani.
“Agar masalah jalan ini bisa diselesaikan secepatnya mengingat jalan adalah akses penting untuk transportasi keluar dan masuk suatu daerah,” paparnya.
Selain itu, dengan adanya tempat wisata akan menarik orang untuk datang dan berkunjung ke Pegaf. Secara tidak langsung hal ini meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sinus mengatakan bahwa saat ini pemerintah Pegaf tengah berupaya mengubah peraturan AD-ART untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi wisata di Pegaf.
“Jika ingin memaksimalkan pertanian di Pegaf tentu sulit karena disana banyak hutan lindung dan cagar alam yang tidak bisa di ubah. Cara terbaik yaitu meningkatkan potensi wisata sehingga akan berdampak pada perekonomian masyarakat dan bidang lainnya”, Imbuhnya. (LP14/red)