MANOKWARI, Linkpapua.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat mengingatkan masyarakat akan dampak serius dari kekeringan yang kemungkinan akan melanda dalam beberapa bulan ke depan. Kekeringan diprediksi bisa menyebabkan terjadinya krisis air.
“Kepada seluruh warga masyarakat Papua Barat diiimbau agar lebih bijak dalam menggunakan sumber daya air agar ke depannya kita tidak mengalami krisis air mengingat kita telah memasuki musim kemarau,” ujar Kepala BPBD Papua Barat Derek Ampnir dalam keterangan tertulis, Selasa (17/9/2024).
Menurut Derek, Papua Barat akan mengalami peraihan ke musim kemarau. Ia mengatakan, cuaca panas ekstrem akan terjadi dan berdampak eskalatif, terutama pada ketersediaan air bersih.
Derek mengingatkan agar menggunakan produk pertanian secara bijaksana. Derek meminta masyarakat tidak boros karena kondisi ini juga akan berdampak pada sektor pertanian.
“Mengingat sektor pertanian merupakan penyuplai utama bahan pangan untuk seluruh masyarakat. Jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan maka para petani akan susah memperoleh hasil panen yang maksimal dan sudah dapat dipastikan akan terjadi kekurangan makanan,” terang Derek.
Derek mengingatkan, tantangan sektor pertanian saat ini sangat komplit. Selain melonjaknya harga bahan makanan, angka inflasi di Papua Barat juga masih cukup tinggi.
“Ini menjadi perhatian semua pihak untuk bersama-sama mengendalikan keberlanjutan dan ketersediaan pangan di Papua Barat,” paparnya.
Lebih lanjut Derek mengatakan, untuk wilayah Doberay yang rawan kemarau seperti daerah Fakfak, Kaimana dan sekitarnya agar menjadi perhatian pemerintah daerah. Pemerintah akan menempuh langkah langkah antisipasi agar tidak berdampak lebih serius.
“Diimbau kepada pemerintah daerah yang daerahnya rawan kekeringan untuk segera mengantisipasi dengan mengeluarkan surat imbauan,” terang Derek.
Derek juga mengingatkan masyarakat di Papua Barat agar tidak membakar hutan atau lahan untuk pertanian atau membuka lahan serta membakar semak belukar secara serampangan. Kata dia, perambahan hutan dengan cara membakar akan berisiko sangat fatal.
Kata Derek, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan pihak terkait agar kondisi ini bisa diantisipasi.
“Maka diperlukan kerja sama dari seluruh masyarakat untuk sama-sama menjaga, mengantisipasi demi keberlanjutan dalam menghadapi cuaca ekstrem serta kesejahteraan masyarakat tetap terjaga,” imbuhnya.(LP14/Red)