MANOKWARI, Linkpapua.com– Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Papua Barat Philmona Maria Yarollo memaparkan laporan implementasi program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana di tahun 2023.
“BKKBN memiliki program dalam perencanaan keluarga sehingga bukan membatasi jumlah keluarga tetapi bagaimana merencanakan keluarga. Dalam pelaksanaan program tersebut kita juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan mitra. BKKBN Papua Barat masih juga masih mencakup Papua Barat Daya,”ujar dia Jumat (22/3/2024) di Manokwari.
Dikatakannya dalam merencanakan program mengacu pada rencana strategis dari pusat. Matriks Renstra program bangga kencana di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Sejumlah sasaran kinerja yaitu menurunnya angka kelahiran total, meningkatnya angka preavelensi kontrasepsi modern, menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi, menurunnya angka kelahiran remaja, meningkatnya indeks pembangunan keluarga, meningkatnya median usaha kawin pertama perempuan dan beberapa sasaran lainnya.
Yarollo juga memaparkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilakukan Kementrian Kesehatan terjadi Penurunan prevalensi stunting Papua Barat dari 30.0 persen di Tahun 2022 menjadi 24,8 persen di Tahun 2023 atau turun sebesar 5,2 persen.
“Hasil SKI akan dijadikan dasar untuk menyusun rencana aksi penanganan stunting selanjutnya dengan melaksanakan rapat koordinasi bersama pemerintah Provinsi Papua Barat,”tambahnya.(LP3/Red)