MANOKWARI, linkpapua.com- Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw bersama keluarga melaksanakan ibadah Natal di Gereja Katolik Santo Yohanes KM2, Distrik Bintuni (25/12/2023). Petrus Kasihiw mengatakan Natal bukanlah perayaan gemerlap, tapi bagaimana menghadirkan damai.
“Segala gemerlap Natal itu hanya simbol-simbol saja, akan tetapi intinya kita harus memahami Yesus yang lahir dalam kesederhanaan. Mungkin ini rahasia Allah yang harus kita pahami, manusia yang sedang berziarah dalam kehidupan menuju kepada kehidupan yang kekal,” ujar Petrus Kasihiw.
Menurutnya, Natal pada Desember 2023 adalah Natal periode terakhir dalam kapasitasnya sebagai bupati. Dikatakan Kasihiw, ini adalah Natal ke-8 dalam dua periode kepemimpinannya di Bintuni.
Kata Kasihiw, banyak hal yang telah dilewati. Namun ia bersyukur, Bintuni menjadi daerah dengan harmonisasi antarumat yang sangat intim.
“Banyak perkembangan yang terjadi di Teluk Bintuni, itu Bukan hanya karena dari pemerintah tetapi dari dukungan masyarakat. Gereja dan masjid yang telah mendukung program pemerintah,” ujarnya.
Kasihiw mengemukakan, agama tak bisa dipisahkan dengan pembangunan. Sebab agama adalah satu dari tiga komponen yang menjadi pilar pembangunan.
“Tiga pilar itu yakni pemerintah, adat dan agama. Dukungan umat beragama sangat luar biasa, kalau pemerintah sendri yang bekerja tidak akan mampu,” kata Petrus.
Ia mengaku barsyukur sebab perayaan hari hari besar agama di Bintuni senantiasa diwarnai suasana damai. Setiap perayaan Natal maupun Idul Fitri, tokoh-tokoh agama berperan aktif dalam menjaga kerukunan dan toleransi.
“Sehingga Kabupaten Teluk Bintuni tetap damai dan aman,” pungkas Petrus. (LP5/red)!