TELUK BINTUNI, LinkPapua.com – Hari Polwan yang ke-75 tahun 2023 dirayakan penuh sukacita Polres Teluk Bintuni. Syukuran digelar di Aula Ardiano Mapolres Teluk Bintuni, Jumat (1/9/2023), untuk mengapresiasi kontribusi perempuan dalam dunia kepolisian.
Pada kesempatan ini, Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Choiruddin Wachid, menekankan pentingnya peran perempuan dalam masyarakat. Ia menyampaikan bahwa perempuan merupakan kelompok rentan yang perlu mendapat perhatian khusus, terutama dalam menghadapi berbagai bentuk gangguan dan kekerasan.
“Perempuan memiliki potensi rentan terhadap gangguan, baik dalam bentuk fisik, psikis, seksual, maupun ekonomi. Sering kali persoalan ini luput dari perhatian publik,” ujarnya.
AKBP Choiruddin mengatakan kekerasan terhadap perempuan bukan hanya menjadi isu di kalangan masyarakat umum, tetapi juga dunia politik, termasuk para calon anggota legislatif (caleg).
Laporan dari UN Women mengungkapkan kekerasan seksual dan pelecehan terhadap perempuan dalam politik masih menjadi masalah serius. Sindiran seksual, pembunuhan karakter untuk merusak reputasi, dan ancaman verbal merupakan contoh bentuk-bentuk kekerasan yang sering dialami perempuan di dunia politik.
Tidak hanya itu, keterlibatan anak-anak dalam proses pemilihan umum (pemilu) juga menjadi perhatian utama. Ancaman fisik dan intimidasi yang mungkin terjadi pada anak-anak selama proses pemilu perlu diwaspadai dan dicegah secara tegas.
Dalam konteks kampanye politik, terlibatnya anak-anak dalam aktivitas pemilu memiliki konsekuensi hukum. Pasal 16 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan dan Pasal 280 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu secara tegas melarang partisipasi anak-anak serta pihak yang tidak memiliki hak pilih.
AKBP Choiruddin menegaskan melibatkan anak-anak dalam kampanye dapat dijerat dengan ketentuan Undang-Undang Perlindungan Anak Tahun 2014.
Sebagai first responder, Polwan memiliki peran sentral dalam menjaga perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak selama proses pemilu. Mereka diharapkan mampu merespons dengan cepat apabila terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam konteks pemilu.
Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan mendalam dan pemahaman komprehensif tentang seluruh aspek penyelenggaraan pemilu, mekanisme penyelesaian sengketa, dan kemampuan dalam berkomunikasi, kepemimpinan, kolaborasi, motivasi, adaptasi, serta jaringan sosial.
AKBP Choiruddin menggarisbawahi Polwan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta pemahaman mendalam tentang proses pemilu. Sebab, peran mereka sangat penting dalam menjaga keamanan dan perlindungan perempuan dan anak-anak selama pemilu.
Selain penegakan hukum, upaya pencegahan dan sosialisasi terkait pemilu yang aman dan bebas kekerasan juga menjadi fokus utama. Polwan, sebagai bagian integral dari Polri yang berinteraksi langsung dengan masyarakat, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang proses pemilu yang damai dan perlindungan anak-anak dalam konteks pemilu.
“Polwan harus andal komunikatif dan memiliki pengetahuan tentang pemilu. Polwan memiliki peran penting dalam keberhasilan penyelenggaraan pesta demokrasi yang besar ini dalam rangka penegakan hukum yang melibatkan perempuan dan anak,” tuturnya. (LP5/Red)