30.3 C
Manokwari
Selasa, Mei 21, 2024
30.3 C
Manokwari
More

    Angka Putus Sekolah Tinggi, Syamsudin Seknun: Pengelolaan Sekolah Menumpuk di Kabupaten/Kota

    Published on

    MANOKWARI, Linkpapua.com – Ketua Komisi V DPR Papua Barat (PB), Syamsudin Seknun, menyikapi data bahwa banyak anak orang asli Papua (OAP) putus sekolah atau tidak mendapatkan pendidikan layak. Menurutnya, pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, mesti duduk bersama menyelesaikan persoalan ini.

    Diketahui, ada kurang lebih 500 ribu anak OAP di Papua Barat yang putus sekolah atau tidak mendapatkan pendidikan layak, baik di tingkatan SD, SMP, maupun SMA dan sederajat. Angka ini seperti dipaparkan akademisi Universitas Papua (Unipa), Agus Sumule.

    Menurut Syamsudin, salah satu penyebab persoalan ini karena beban kerja tentang kewenangan pengelolaan sekolah. Sementara pemerintah kabupaten/kota mengelola tingkatan pendidikan PAUD, SD, dan SMP, di sisi lain provinsi diberikan kewenangan SMA.

    Baca juga:  Jelang Mutasi, Waterpauw akan Tarik Sejumlah Birokrat Muda dari Daerah

    Belum lagi dengan adanya PP Nomor 106 tentang Kewenangan dan UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otsus, yang pengelolaan SMA sederajat diberikan kembali ke kabupaten/kota.

    “Beban kerja pengelolaan pendidikan yang semuanya menumpuk pada kabupaten/kota itu yang berpengaruh terjadinya ribuan anak asli Papua putus sekolah dan juga tidak mendapat pendidikan yang layak. Bukan persoalan anggaran yang dilihat, tetapi bagaimana membagi beban kerja sehingga menurunkan angka putus sekolah bagi anak-anak asli papua,” Syamsudin, Selasa (18/10/2022).

    Baca juga:  TNI-Polri Buru Pelaku Penyerangan di Maybrat

    Mantan Wakil Ketua Bapemperda DPR Papua Barat inipun meminta kepada Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, bersama seluruh bupati/wali kota untuk mengkaji persoalan pendidikan secara serius dalam rapat kerja di Kabupaten Sorong yang akan dilaksanakan Kamis-Jumat pekan ini.

    Syamsudin meminta para bupati/wali kota dapat memahami beban kerja pengelolaan pendidikan sehingga untuk sementara waktu kewenangan SMA di-handle provinsi.

    “Dua atau tiga tahun ke depan Pemerintah Provinsi Papua Barat mencoba untuk membantu pemerintah kabupaten/kota dalam hal menyiapkan seluruh perangkat pendidikan di SMA/SMK supaya sesuai waktu yang disepakati bersama. Ketika penyerahan aset dan kewenangan ke kabupaten/kota sudah berjalan, baik dari sisi infrastruktur serta tenaga guru, diharapkan menurunkan angka anak putus sekolah dan kebutuhan lainnya,” bebernya.

    Baca juga:  Tindak Lanjuti Catatan BPK, DPR Papua Barat Segera Hearing dengan OPD

    Sebelumnya, Agus Sumule mengungkapkan beberapa faktor penyebab angka putus sekolah cukup tinggi di Papua Barat, di antaranya sarana dan prasarana gedung sekolah, biaya pendidikan, dan faktor keluarga. (LP2/Red)

    Latest articles

    Harkitnas, Plt Sekda Teluk Bintuni: Dua Dekade Krusial Menuju Indonesia Maju

    0
    TELUK BINTUNI, LinkPapua.com - Plt Sekda Teluk Bintuni, Frans N Awak, menyebut momentum Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sebagai bagian dari perjalanan panjang bangsa Indonesia...

    More like this

    Polda Papua Barat Gelar Upacara Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Kepolisian Daerah Papua Barat Barat menggelar kegiatan Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke...

    Mendagri: Libatkan PWI Perkuat Legitimasi Hasil Pilkada Serentak 2024

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia Papua Barat menyambut baik surat edaran Menteri Dalam...

    Pj Gubernur Ali Baham Dilantik Jadi Ketua ICMI Papua Barat

    MANOKWARI,pLinkPapua.com-Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, dilantik menjadi Ketua Majelis Pengurus Ikatan...