MANOKWARI, Linkpapua.com- Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menyatakan walaupun kasus penyakit hepatitis misterius belum ada di Papua Barat namun mulai saat ini tindakan kewaspadaan untuk mencegah masuknya harus diantisipasi.
“Penyakit Hepatitis akut yang saat ini menjadi pembicaraan di dunia dan kalangan kita adalah Hepatitis Akut Berat yang belum diketahui penyebabnya, saya tegaskan di Papua Barat belum ditemukan kasus seperti itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorrongan, Rabu (11/5/2022).
Menurut Parorrongan, penyakit hepatitis misterius ini tidak disebabkan oleh virus penyebab Hepatitis A, B, C, D dan E . Kasus hepatitis misterius pertama kali dilaporkan di Inggris Raya pada tanggal 5 April 2022. Tiga hari kemudian, tiga negara lain juga melaporkan kasus serupa dan pada tanggal 15 April 2022 Kasus Hepatitis akut ditetapkan WHO sebagai Kejadian Luar Biasa. Pada tanggal 21 April 2022 dilaporkan lebih dari 170 kasus di 12 negara. Dan pada tanggal 16-30 April 2022, dilaporkan tiga dugaan kasus pasien anak Hepatitis Akut meninggal di Indonesia.
Meski sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, namun warga diimbau tetap waspada. Kementerian kesehatan telah mengeluarkan protokol kewaspadaan hepatitis yang akan diterapkan di Fasiltas Kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit yang intinya untuk anak usia dibawah 16 tahun yang memiliki gejala awal mual, muntah , diare berat, demam ringan yang kemudian dilanjutkan dengan gejala air kencing berwarna pekat, buang air besar berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning ,kejang dan kesadaran menurun itu segera dibawah ke puskemas atau rumah sakit, tenaga medis akan mengambil langkah sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan.
“Walaupun di Papua Barat belum ditemukan kasus tersebut saya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan kenali gejala-gejala awal Hepatitis Akut, seperti diare, mual, muntah, sakit perut, dan demam ringan. Jika muncul gejala-gejala tersebut, jangan panik dan segera bawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan. Jangan sampai menunggu gejala lanjutan muncul,” pesan Parorrongan.
Saat ini Dinas Kesehatan Papua Barat besama kementrian Kesehatan dan Organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Anak , Ikatan Dokter Indonesia, Puskesmas dan Rumah sakit serta pemangku kebijakan lainnya telah melakukan sosialisasi dan jejaring dalam penanganan kasus ini secara bersama sama.
Hepatitis akut sendiri diketahui penyebab menularnya melalui saluran cerna seperti mulut dan kotoran manusia serta saluran pernafasan. Sebagai langka pencegahan, warga diharapkan selalu rutin cuci tangan dengan sabun, pastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih,tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit ,menjaga kebersihan rumah dan lingkungan , kurangi mobilitas, gunakan masker jika bepergian, Jaga jarak dengan orang lain dan hindari keramaian dan kerumunan. (*/Red)