MANSEL, linkpapua.com- Satu Lagi putra terbaik Manokwari Selatan berpulang. Simon Petrus Insyur SH meninggal dunia, Jumat pagi (29/4) pukul 06.59 WIT.
Tak hanya di kalangan birokrat, kepergian Simon juga meninggalkan duka bagi para jurnalis di Manokwari Selatan. Bagaimana tidak, pria yang terakhir menjabat sebagai Kapala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut tak pernah kehilangan semangat dalam merangkul dan mendukung tugas-tugas jurnalistik.
Di tengah kesibukannya dalam menjalankan tugas negara, almarhum selalu mengeluarkan candaan-candaan jenaka setiap kali bersua jurnalis.
Saking dekatnya dengan pekerja pers, mobil dinasnya kerap digunakan sebagai transportasi para jurnalis ketika ada kegiatan di distrik terluar di wilayah Mansel.
Bahkan Jurnalis Mansel menjuluki almarhum James Bond. Julukan ini merujuk pada tiga digit terakhir pada mobil dinasnya yang bernomor polisi PB 5007 L.
“Beliau ini salah satu pejabat yang cukup akrab dengan wartawan. Bahkan bisa dibilang sangat menghormati wartawan. Sepengetahuan saya, wartawan siapapun yang datang di Mansel pasti dihormati. Pengalamannya di Kesbangpol membuat naluri intelijennya berjalan. Saya beberapa kali ditanyai tentang sosok yang dipantaunya, verifikasinya adalah apakah orang tersebut wartawan atau bukan, kalau wartawan beliau langsung senang. Beliau juga adalah salah satu pejabat yang bisa diajak bercanda layaknya sahabat oleh kita,” kenang Soetanto, jurnalis media online linkpapua.com di Mansel.
Sifat almarhum yang rendah hati dan selalu membantu warga, menjadi kenangan yang sulit untuk dilupakan.
“Beliau yang suka muat kita di mobil dinas 5007 itu kalau liputan. Itu jadi mobil wartawan. Sedih sekali. Mobil pimpin depan dan selalu diandalkan setiap kali mobil lain rusak. Itu yg menjadi kisah yang selalu membekas di benak orang yang beliau layani. Beliau juga pernah urus Satpol 300 orang yang punya ijazah sampai tidak, dan diangkat jadi honor,” ucap mantan wartawan Biro Mansel, Handayani Insyur.
Kata Handayani, sepak terjangnya tidak mengenal lelah. Simon akan selalu menjadi contoh yang membekas di setiap pribadi yang mengenalnya.
Wartawan Biro Mansel lainnya, Martinus Kema yang juga adalah ketua IJMS Mansel juga mengaku punya kenangan bersama Simon. Di matanya, Simon adalah sosok berani. Pekerja keras dan tak kenal lelah.
“Tidak segan tabrak lumpur ketika jalan ke distrik terjauh di Mansel. Paling semangat mendukung tugas Pemda maupun pihak keamanan ketika awal mula Mansel berdiri sebagai daerah DOB,” ujar Martinus.
Ia menuturkan, ketika menjabat Kasat Pol PP, Simon sudah menunjukkan dedikasinya sebagai birokrat.
“Beliau pribadi yang sederhana. Benar benar ia mengabdikan diri di pemerintahan untuk orang banyak,” ujarnya.
Bagi sebagian jurnalis, mereka mengenal Simon sebagai figur yang jauh dari kesan pencitraan. Ia juga tak senang tampil eksklusif.
Andika, wartawan PB News yang juga sebagai Ketua Bidang Advokad IJMS Mansel mengatakan, kadang kadang Simon lebih senang berkumpul dengan wartawan daripada duduk di deretan kursi pada pejabat.
“Canda gurau almarhum selalu berhasil membangkitkan semangat kita di lapangan ketika mulai lelah,” kenang Andika.
Masih banyak lagi kenangan yang ditinggalkan Simon. Kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.
Simon telah pergi. Ia meninggalkan begitu banyak dedikasi dan teladan. Namamu abadi. Selamat jalan Putra Terbaik Segitiga Emas. (LP6/red)