BINTUNI, linkpapua.com – Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw akan memperketat pintu-pintu masuk Teluk Bintuni mulai 1 Desember besok. Keluar dan masuk daerah ini harus menunjukkan kartu vaksin.
“Akan dipertegas dengan surat edaran bupati terkait pengetatan di pintu-pintu masuk. Ini berlaku di semua titik kedatangan. Baik darat, laut maupun bandara,” terang Bupati Kasihiw, Selasa (30/11/2021).
Menurut dia, selain kartu vaksin, bagi pada pendatang yang masuk Bintuni mulai besok juga harus menjalani serangkaian syarat. Di antaranya menunjukkan hasil tes negatif PCR.
Menurut Kasihiw, aturan pengetatan ini akan berlaku hingga Januari 2022. Pengetatan dilakukan lebih dini untuk mencegah mobilitas warga menjelang Natal dan Tahun Baru.
Tim Satgas Covid-19 Teluk Bintuni juga mengingatkan bahwa penjagaan di pintu pintu masuk akan melibatkan aparat gabungan.
Selain itu, pimpinan OPD diminta agar memperhatikan pelaksanaan vaksinasi. Kata Kasihiw, OPD yang tidak maksimal melaksanakan vaksinasi dilarang melakukan perjalanan dinas keluar Bintuni dan juga tdk diizinkan melaksanakan kegiatan dinas yang melibatkan masyarakat.
Sebelumnya, Kasihiw juga telah menekankan bahwa tidak ada libur dan cuti natal bagi ASN di daerah ini. Menurutnya mendekati liburan Natal dan Tahun Baru ada ancaman naiknya kurva kasus Corona. Seiring dengan itu potensi munculnya varian baru juga semakin resisten.
“Kondisi ini berisiko memicu serangan gelombang ketiga pandemi. Oleh karena itu sudah ada imbauan secara tertulis tidak ada liburan Natal seperti biasanya,” terang Bupati Kasihiw dalam apel gabungan di lapangan kantor bupati Sp3, Distrik Menimeri, Senin (22/11/2021).
Kasihiw menjelaskan, seluruh masyarakat dan ASN telah diingatkan agar menekan mobilitas. Aturan perjalanan akan diperketat di akhir tahun.
“Karena itu libur hanya pada saat hari raya saja. Setelah itu masuk kembali. Dan tidak ada perjalanan mudik atau perjalanan izin keluar daerah dalam bentuk apapun. Kita antisipasi adanya serangan gelombang ketiga itu,” katanya.
Menurut Kasihiw, vaksinasi yang masih di bawah cakupan standar membuat Bintuni berstatus PPKM level 3. Karenanya vaksinasi akan digenjot agar bisa mencapai 70% Desember nanti.
“Kita bersyukur Kabupaten Bintuni sudah menuju zona kuning. Artinya tidak ada lagi yang dirawat atau diisolasi. Sayangnya kita masih di level 3. Karena apa? Karena capaian vaksin masih di bawah 50%,” terang dia.
Oleh karena itu, Kasihiw menargetkan hingga akhir November ini vaksinasi sudah harus menyentuh 50%. Dengan begitu target cakupan 70% bisa dicapai hingga akhir Desember.
Salah satu sasaran prioritas dalam program ini adalah ASN. ASN diharapkan bisa disentuh lebih cepat.
“Pimpinan OPD saya minta mari Anda organisir staf anda untuk divaksin. Yang sehat harus vaksin. Yang merasa diri tidak ada penyakit akut atau kronissebisa mari ikut divaksin,” jelas Kasihiw.
Ia menyebutkan jumlah ASN di Teluk Bintuni mencapai 3.000 orang. Jika dikalkulasi dengan rasio cakupan 200 atau 300 orang per hari maka dalam waktu 10 hari sasaran vaksinasi ASN akan mendekati 100%.
Hanya saja, Kasihiw mengingatkan bahwa vaksinasi ini tanpa paksaan. Tujuannya semata-mata untuk menciptakan kekebalan komunal di masyarakat agar bisa menghambat laju infeksi Corona.
“Karena itu saya minta kesadaran masing-masing kita untuk menjaga dirinya. Untuk pelayanan vaksinasi ASN di kantor bupati akan disediakan tempat khusus untuk bapak dan ibu yang mau divaksin,” katanya. (CP/red).