24.1 C
Manokwari
Rabu, Juli 2, 2025
24.1 C
Manokwari
More

    Yuk, Ikut IMP 2021! EcoNusa Dorong Kaum Muda Jadi Peneliti di Papua

    Published on

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Wilayah di timur Indonesia, terutama di tanah Papua, memiliki kekayaan alam yang luar biasa melimpah. Membentang dari pegunungan hingga lautan, kekayaan keanekaragaman hayati Papua bahkan menduduki peringkat ketiga di kawasan tropis dunia setelah hutan Amazon dan Kongo.

    Menurut Jurnal Nature 2020, Papua menggeser posisi Madagaskar sebagai wilayah dengan keanekaragaman hayati flora tertinggi di dunia.

    Hal itu tak hanya membuat alam di Papua terus saja dieksploitasi, melainkan juga dieksplorasi melalui penelitian-penelitian baik dari segi sumber daya alamnya maupun budaya masyarakat adatnya.

    Sayangnya, penelitian-penelitian tersebut tidak banyak menyisakan manfaat bagi masyarakat lokal. Padahal, penelitian sebagai kegiatan ilmiah memiliki peranan yang vital dalam perumusan kebijakan dan advokasi di berbagai sektor serta dalam menerapkan program pengembangan masyarakat.

    Menjembatani hal tersebut, Yayasan EcoNusa melaksanakan program Kompetisi Ilmuwan Muda Papua (IMP). Program yang telah dilakukan sejak 2017 dan dilakukan bekerja sama dengan Balitbangda Papua Barat.

    Baca juga:  Jampidmil Kejagung Kunker ke Papua Barat, Ini Agendanya

    Tujuannya, untuk mengorganisir mahasiswa perguruan tinggi maupun swasta di Papua sebagai peneliti muda andal dan mampu melakukan penelitian mengenai pengelolaan sumber daya alam dan budaya di Papua.

    Atas hal itu dilaksanakan webinar bertajuk Sosialisasi Ilmuwan Muda Papua 2021 yang diselenggarakan secara daring oleh Yayasan EcoNusa bekerja sama dengan Balitbangda Papua Barat, Sabtu (3/7/2021).

    Ini untuk menyebarluaskan informasi dan menjaring mahasiswa-mahasiswi Papua dan Papua Barat mengirimkan proposal penelitiannya serta berkompetisi dalam Ilmuwan Muda Papua 2021.

    Kepala Balitbangda Papua Barat, Prof. Charlie D. Heatubun, mengungkapkan jika dibandingkan dengan koleksi penelitian keanekaragaman hayati di negara tetangga, koleksi informasi dari penelitian di wilayah Papua dan Papua Barat terbilang masih sangat minim.

    “Koleksi keanekaragaman hayatinya kita masih minim jika dibandingkan dengan informasi yang dihasilkan dari penelitian keanekaragaman hayati di negara tetangga kita Papua Nugini atau Australia yang jauh lebih terang benderang,” ungkapnya.

    Baca juga:  Pemprov dan Polda Papua Barat Kolaborasi Kebut Vaksinasi

    “Koleksi keanekaragaman hayati kita ini masih banyak yang belum diketahui, apa sih sebenarnya yang ada di daerah itu, apa koleksi kekayaan hayatinya, floranya, faunanya, budayanya, atau natural story-nya tapi wilayah itu sudah keburu dikaveling, ditebang, diambil kayunya, ditebang untuk land Clearing, diubah jadi lahan kelapa sawit. Dari segi ilmu pengetahuan, ini merupakan kerugian yang sangat besar,” tambahnya.

    CEO EcoNusa, Bustar Maitar, mengungkapkan Program ini khusus mengajak anak-anak muda di Papua agar lebih kreatif dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Tanah Papua itu sendiri.

    “EcoNusa berharap program ini bisa berkontribusi signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia di tanah Papua dan secara langsung berkontribusi terhadap upaya pembangunan berkelanjutan,” ucapnya.

    “Kita harus buktikan anak muda Papua tidak kalah dengan anak muda dari wilayah lain. Kita punya sumber daya alam melimpah, kita punya hutan yang luas, laut yang luas. Itu adalah modal kita untuk memajukan Tanah Papua sehingga pengelolaannya bisa kita lakukan sendiri secara bijaksana,” bebernya.

    Baca juga:  Jelang Kedatangan Kapolri dan Panglima TNI, Personel Pengamanan di Bandara Rendani

    Pendaftaran Ilmuwan Muda Papua 2021 dibuka Juli 2021 dan rangkaian proses kegiatan dilakukan hingga Oktober 2021. Peserta yang lolos seleksi akan berkesempatan mengikuti serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas ilmuwan muda andal antara lain bootcamp riset pengelolaan sumber daya alam dan budaya Tanah Papua, bantuan teknis pelaksanaan pelatihan, mentoring dari peneliti senior, workshop science communication, dan seminar hasil penelitian di Jakarta.

    Dalam webinar hadir sebagai narasumber adalah Prof. Dr. Charlie Danny Heatubun, S.Hut, M.Si. FLS (Kepala Balitbangda Provinsi Papua Barat), Prof. Jatna Supriatna, M.Sc, Ph.D (Dosen Universitas Indonesia), Rina Kusuma (Manager Program PYM), Ian Immanuel Homer, dan Yan Zakeus (Alumni IMP 2020). (LP3/Red)

    Latest articles

    Rangkaian Hari Bhayangkara ke-79, Polri dan KSPSI Gelar Bakti Sosial

    0
    TANGERANG, Linkpapua.com- Rangkaian Hari Bhayangkara ke-79, Polri bersama Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar kegiatan Bakti Kesehatan dan Donor Darah bertempat di PT...

    More like this

    Pensiun dari ASN, Oktovianus Mayor Pilih Mengabdi untuk Gereja dan Umat

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Usai menuntaskan pengabdiannya sebagai aparatur sipil negara (ASN), Oktovianus Mayor memilih...

    Pemprov Papua Barat Apresiasi Dedikasi Kabiro Organisasi-Pemerintahan yang Purnatugas

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat memberikan apresiasi kepada dua sosok birokrat...

    Obet Rumbruren Sampaikan Pentingnya Kolaborasi Pemerintah Pusat dan Daerah Sukseskan MBG

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus digalakkan di seluruh pelosok negeri. Kali...