25.1 C
Manokwari
Jumat, Februari 28, 2025
25.1 C
Manokwari
More

    Tekan Stunting di Papua Barat, BKKBN Perkenalkan Metode ini

    Published on

    MANSEL, Linkpapuabarat.com- Provinsi Papua Barat mencatat angka kasus stunting cukup tinggi pada 2017 yakni sekitar 33%. Angka ini turun 20% pada 2020. Namun butuh program strategis agar kurva kasus bisa ditekan lebih signifikan.

    Hal ini terungkap dalam Kegiatan Internalisasi Materi dan Media KIE Program BKB Tahun 2021 di Kabupaten Manokwari Selatan, Selasa (23/3/2021).

    Koordinator Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera (PPKS) dr Christina sebagai perwakilan dari BKKBN Papua Barat mengatakan, salah satu permasalahan yang dapat menghambat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah masalah stunting atau kerdil. Stunting tidak sekadar anak pendek secara fisik, tetapi kondisi stunting dapat menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit.

    Baca juga:  Terkendala Biaya Operasional, Penyaluran PKH di Mansel Dihentikan

    “Anak juga bisa mengalami keterhambatan dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang tentunya memengaruhi tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan,” ujar Christina.

    Provinsi Papua Barat sebagai salah satu provinsi yang memiliki masalah stunting cukup banyak. Data stunting tahun 2017 di daerah ini mencapai angka 33 persen. Tahun 2020 terjadi penurunan 20,77%.

    Namun, kurva ini terbilang masih tinggi. Butuh berbagai penanganan agar kasusnya bisa ditekan lebih besar.

    Menurut Christina, stunting membutuhkan penanganan dengan baik. Dan melibatkan banyak pihak, terutama keluarga.

    Baca juga:  Masyarakat Mansel Antusias Saksikan Lomba Gerak Jalan HUT Kemerdekaan RI

    Salah satu cara yang efektif apabila dijalankan oleh keluarga adalah pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan. Yaitu selama 9 bulan dalam kandungan atau 270 hari seorang ibu harus mendapatkan gizi yang seimbang.

    “Dan setelah bayi lahir harus mendapatkan asupan ASI eksklusif enam bulan tanpa tambahan susu formula. Dan setelah enam bulan sampai 2 tahun atau 730 hari usia, diberikan makanan pendamping ASI dengan gizi yang seimbang,” paparnya.

    Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita merupakan wadah yang strategis untuk melakukan edukasi kepada ibu yang memiliki bayi 2 tahun dan kurang dari 60 bulan. Agar melaksanakan pola pengasuhan yang tepat.

    Baca juga:  Kematian Perempuan di Pantai Bobo Masih Misterius, Hari Ini Polisi Periksa 2 Orang

    Kata Christina, dengan metode ini diharapkan dalam keluarga tidak ditemukan lagi anak-anak dalam kategori-kategori stunting di Papua Barat dan khususnya Kabupaten Mansel.

    Sehingga harapan presiden Jokowi dimana angka stunting tahun 2024 dapat diturunkan sebesar 14 persen. Hal ini disampaikan presiden dalam Rakornas BKKBN tahun 2021.

    “Berkaitan dengan hal itu, hari ini kita melakukan kegiatan Internalisasi Materi dan Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang nantinya dapat digunakan untuk edukasi gizi pengasuhan kepada ibu Baduta dan Balita pada setiap kegiatan BKKBN di Manokwari Selatan,” jelasnya. (LPB2/red)

    Latest articles

    Swiss-Bel Hotel Manokwari Tawarkan Paket menarik selama Ramadhan

    0
    MANOKWARI, Linkpapua.com-Swiss-Belhotel Manokwari menyambut Ramadhan 1446 H dengan tema “Ramadhan Delight”. Promosi ini berlaku mulai hari pertama Ramadhan sampai dengan hari terakhir pada bulan...

    More like this

    BPK Mulai Audit Pemkab Mansel, Sejumlah OPD Belum Serahkan Dokumen

    MANSEL, Linkpapua.com - Badan pemeriksa keuangan (BPK) RI Perwakilan Papua Barat memulai pemeriksaan interim...

    Target Bupati Bernad dalam 100 Hari Kerja: Tegakkan Disiplin ASN-Honorer

    MANSEL, Linkpapua.com- Bupati Manokwari Selatan (Mansel) Bernad Mandacan menetapkan sejumlah program kerja prioritas dalam...

    Komitmen Kapolres Manokwari Selatan Laksanakan Kegiatan Sosial Humanis Bagi Masyarakat

    MANSEL, linkpapua.com- Kapolres Manokwari Selatan AKBP Dr. Yulianor Abdi SH., SIK., MH memfokuskan dua...