Manokwari- Satuan tugas (Satgas) penanganan COVID-19 Provinsi Papua Barat mengingatkan masyarakat, kandidat serta tim sukses terus mewaspadai penularan COVID-19 mementum Pilkada serentak tahun 2020.
“Terutama ada tahapan kampanye kandidat Pilkada yang cukup panjang waktunya dari 26 hingga 5 Desember 2020. Semua harus waspada, harus ada ketegasan dalam pendisiplinan protokol kesehatan,” kata juru bicara Satgas COVID-19 Papua Barat, Arnoldus Tiniap, Jumat (9/10).
“Ada rentang waktu cukup lama, kalau tidak hati-hati jangan kaget jika terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi pada masa kampanye ini,” ucapnya lagi.
Arnold menyebutkan, kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan belum sejalan dengan semangat pesta demokrasi. Pilkada serentak yang digelar ditengah pandemi ini membutuhkan ketegasan penyelenggara pemilu.
“Tiga poin penting dalam protokol kesehatan adalah pakai masker, jaga jarak dan rutin cuci tangan. Ini masih susah, kalau kita mengumpulkan banyak orang jaga jaraknya belum nampak, cuci tangan apa lagi,” katanya.
Ia menyebutkan, beberapa pekan lalu dua bakal calon bupati di Papua Barat terpapar COVID-19 yakni dari Sorong Selatan dan Manokwari Selatan. Kasus tersebut diharapkan menjadi perhatikan bagi seluruh calon kepala daerah.
Arnold berharap, protokol kesehatan pada seluruh tahapan pilkada benar-benar dipatuhi. Tindakan tegas harus dilaksanakan agar Pilkada tidak menjadi klaster baru COVID-19 di Papua Barat.
“Apa yang terjadi sekarang ini adalah buah dari apa yang kita tanam sebelumya. Kita jaga sama-sama agar kasus COVID-19 di Papua Barat tetap terkendali, meskipun digelar Pilkada,” ujarnya menambahkan.
Ia mengungkapkan, penyebaran COVID-19 sudah sangat masif di Papua Barat. Dari sembilan daerah yang menggelar Pilkada serentak hanya satu yang saat ini masih berada pada zona hijau.
Pilkada serentak di provinsi ini akan dilaksanakan di Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Raja Ampat, Sorong Selatan, Fakfak serta Kaimana. Dari sembilan kabupaten ini, tersisa Pegunungan Arfak yang belum pernah melaporkan temuan kasus positif COVID-19.(LPB1/red)