JAKARTA, linkpapua.com- Penyair dan sastrawan, Pulo Lasman Simanjuntak menulis syair untuk Presiden RI terpilih 2024. Syair yang ditulis Pulo Lasman berisi kritik dana juga harapan buat masa depan Indonesia.
“Dengan menulis syair untuk Presiden dalam bahasa sastra serta batin terluka para penyair. Maka akan ditemukan secercah harapan dan pengharapan seluruh masyarakat Indonesia,” kata Pulo Lasman di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Ia mengungkapkan, syair ini adalah panggilan jiwa. Untuk menuju kepada bangsa yang berbudaya, beradab, sejahtera, makmur lahir dan batin.
“Serta tentu saja negara kita bisa bebas dari tindak korupsi. Inilah harapan saya untuk Presiden terpilih 2024, tentu saja disalurkan melalui karya puisi,” pungkasnya.
Berikut puisi dwi bahasa (Indonesia dan Inggris) karya Pulo Lasman Simanjuntak
MENULIS SYAIR UNTUK PRESIDEN
-episode pertama-
Menulis syair untuk presiden
aku melihat tingkap-tingkap langit terbuka lebar
seperti percakapan tadi pagi
di meja kaca tanpa daging
kehilangan pasangan
tak punya kenangan
Kenapa harga pangan terus melambung tinggi, tanyamu
setinggi burung gagak
terbang ke lumbung kematian sangat gersang
kering kerontang
Kenapa nilai mata uang
tak bisa lagi menari-nari
bersama matahari pagihari
menyambut kekusaman hati
memasuki negeri di bawah telapak kaki
Menulis syair untuk
presidenaku menatap jutaan manusia langka tak punya otak
minta sedekah tangannya berapi untuk publikasi sejati.
Tanah tumpah darah
di seberang pulau berair
masihkah ada investor
menebar benih-benih palsu
yang tak bisa dihitung
dengan sempoa atau kucing liar dalam karung.
Jakarta, Kamis 1 Februari 2024
MENULIS SYAIR UNTUK PRESIDEN
-episode dua-
Jika aku jadi Presiden
aku akan melanjutkan
menulis syair ini
sambil menghitung jumlah utang negara di bawah awan garang bahkan angan-angannya telah dikorupsikan mencapai delapan puluh triliun rupiah
Setelah itu kutelan rakus ribuan kilometer jaringan jalan tol, kereta api cepat, bendungan tak bisa dijebol, dan mobil listrik yang sering meledak di pinggir jalan protokol.
Sekarang lihatlah,
aku sudah jadi presiden
tak punya janji
hanya kusodorkan
perawan berpendidikan
anak-anak mampu berlarian
mengejar sejumlah harapan
tanpa harus jadi pesakitan
Karena masa depan
bukan lagi milik pesyair
yang rajin menulis syair
untuk disodorkan
di pintu gerbang negarawan
acapkali kebakaran
uraikan kemacetan di seputar
bunderan kematian
Jakarta, Kamis 1 Februari 2024
Pulo Lasman Simanjuntak
WRITE A LETTER TO THE PRESIDENT
– first episode-
write a letter to the president
I saw the windows of heaven wide open
like the conversation this morning
on the glass table without meat
loss of spouse
don’t have memories
why food prices continue to soar, you ask
as tall as a crow
flying to the brink of death
very arid
was very dried
why currency value
can’t dance anymore
with the morning sun
welcome to the heartwarming
entering the land underfoot
writing poetry for
President
I stare at millions of rare humans
no brain
ask for alms
his hands are on fire
for true publication
the land of blood
across the watery island
is there an investor
sowing the false seeds
which cannot be counted
with an abacus or a stray cat in a sack
Jakarta, Thursday 1 February 2024
Rhyme
Pulo Lasman Simanjuntak
WRITE A LETTER TO THE PRESIDENT
– episode two-
if I were president
I will continue
write this poem
while calculating the amount of state debt
under fierce clouds
even his dreams have been corrupted to reach eighty trillion rupiah
after that
thousands of miles of ice
toll road networks, high-speed trains, dams cannot be broken, and electric cars that often explode on the side of protocol roads
now look,
I’m already president
no promises
just give me a hand
educated Virgin
children can run
chasing a certain amount of hope
don’t have to be a pain
because the future
no longer belongs to the Peshmerga
the one who writes poetry
to be proffered
at the gate of statesmen
frequent fires
break the traffic jam around
circle of death
Jakarta, Thursday 1 February 2024
Profil Singkat
Pulo Lasman Simanjuntak, menulis puisi pertama kali berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada Juli 1977. Setelah itu karya puisinya sejak tahun 1980 sampai tahun 2024 telah dimuat di 23 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta tayang (dipublish) di 143 media online dan majalah digital di Indonesia maupun di Malaysia.
Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul MEDITASI BATU. Selain itu juga puisinya terhimpun dalam 26 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN, Dapur Sastra Jakarta (DSJ) Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ) Sastra Nusa Widhita (SNW) ,Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Sastra Reboan, Forbes TIM, dan Sastra Semesta.
Sering diundang baca puisi , khususnya di PDS.HB.Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Bekerja sebagai wartawan bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan. (*)