28.7 C
Manokwari
Jumat, November 22, 2024
28.7 C
Manokwari
More

    Pulang Kampung, Ali Baham Cerita Jadi Korban Bullying Gara-gara ‘Baham’

    Published on

    FAKFAK, linkpapua.com- Penjabat Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere bersama istri, Hj Siti Mardiana disambut keluarga besar saat tiba di kampung halamannya, di Kampung Kotam, Distrik Fakfak Timur Tengah, Minggu (12/11/2023). Ini adalah kepulangan pertama Ali Baham ke tanah kelahirannya sejak ditunjuk menjadi Pj Gubernur.

    Tiba di Kampung Kotam, Ali Baham mendapat pengalungan bunga pala oleh kepala kampung setempat. Kehadirannya juga diiringi tari tumor dari remaja Kampung Wayati dan tari Titir.

    Selanjutnya, prosesi adat itu mengantar Ali Bahan ke kediamannya.
    Di sana ia sudah ditunggu keluarga besarnya. Suasana haru menyelimuti. Ali Bahan tampak tak kuasa membendung air mata.

    Satu persatu anggota keluarga memberinya pelukan hangat. Tiba di kediamannya, Ali Baham kemudian melakukan salat sunat dan doa syukur.

    Baca juga:  Pemprov Papua Barat Bakal Kembangkan Potensi Wisata Pulau Fani

    Setelah itu ia ziarah ke makam kedua orang tuanya.

    “Saya terus terang saja, tadi turun teteskan air mata, karena yang biasa kitong jemput itu orang lain, tapi hari ini yang kamorang jemput itu kitorang sendiri. Anak asli dari kampung,” ungkap Ali Baham.

    Ali Baham lalu mengisahkan kehidupan di masa kecilnya di Kampung Kotam. Dulu kata Ali, ia sempat di-bully di sekolah gara-gara tersemat nama Baham pada namanya.

    Nama itu pemberian kakeknya. Karena sering di-bully, nama itu nyaris diganti.

    “Nyaris saja diganti akibat ejekan teman-teman di sekolah. Namun siapa sangka nama itu yang kelak akan membawa saya menuju masa depan yang cerah,” terang Ali.

    Baca juga:  Gandeng KKSS, Polres Manokwari Kembali Gelar Vaksinasi Massal

    Ali mengaku bangga menjadi anak Kampung Kotam. Di kampung itu ia dilahirkan dengan segala suka dukanya.

    “Ibu saya bercerita di hari Senin subuh itu saya dilahirkan. 40 hari kemudian di tempat ini mereka bikin rumah dan saya injak pasir di tempat ini. Nama saya cuma Baham, saya tinggal dengan kakek saya. Semua orang dari Baham tapi tidak ada orang yang pakai nama ini. Semua punya Mbaham di seluruh Jasirah ini, tapi saya yang diberikan nama ini. Ketika saya SD, saya protes kepada guru karena teman-teman ganggu saya. Sempat mau ganti nama itu, tapi tete saya marah. Katanya begini siapa yang mau ganti nama itu, kastinggal dia pakai nama itu, nanti suatu saat dia akan tau siapa dia,” jelasnya.

    Baca juga:  Libatkan Warga, TNI-Polri Bersih-bersih di Pasar Kenangan Ransiki

    Ali Baham, yang juga adalah Pakar Dewan adat Suku Mbaham Matta, menceritakan, bahwa pesisir pantai ini didiami oleh keluarga besar Mbaham Matta, secara khusus di wilayah Petuanan Fathgar dan Petuanan Ati-Ati.

    “Waktu kami turun yang jemput adalah Raja Fatagar dan dua saudara adalah Bahba dan Bahamba. Saya tidak lihat Raja Ati-Ati, tapi terima kasih bapak Raja Ati-Ati sudah ada hari ini sambut saya dalam rumah. Terima kasih bapak Raja Ati-Ati, karena Raja Fatagar dan Ati-Ati adalah Raja yang ada dalam kekeluargaan,” jelasnya. (Rls/red)

    Latest articles

    Pilkada Mansel: Bernad-Mesahk Optimistis Rebut Oransbari dan Ransiki

    0
    MANSEL, Linkpapua.com - Paslon Bernad Mandacan- Mesahk Inyomusi (Bermakna) menggelar kampanye akbar di lapangan pendopo Baypas Laharoi, Kamis (21/11/2024). Kampanye dihadiri ribuan masyarakat dari...

    More like this

    Legislator Perindo Musa Naa Ajak Masyarakat Teluk Bintuni Menangkan Yo Join

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com– Politisi Partai Perindo yang juga anggota DPRD Papua Barat Musa Naa mengajak...

    BPK RI Papua Barat: Tak Semua Data Boleh Dibuka ke Media  

    MANOKWARI,Linkpapua.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Papua Barat menggelar sharing session dengan...

    Bawaslu Papua Barat Ingatkan Logistik Harus Tiba di TPS pada H-1

    MANOKWARI,Linkpapua.com - Bawaslu Papua Barat memastikan distribusi logistik Pilkada 2024 harus telah tiba di...