MANOKWARI, LinkPapua.com – Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw, mengungkapkan prevalensi stunting di Papua Barat sudah turun menjadi 13,93 persen atau di bawah angka rata-rata nasional.
Meski begitu, Waterpauw ingin ada upaya konkret agar angka ini bisa diturunkan lebih signifikan.
Hal itu ia sampaikan dalam rapat evaluasi percepatan penurunan stunting di Papua Barat dan Papua Barat Daya di Aula Gedung PKK Arfai, Selasa (3/10/2021).
Rapat diikuti Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, bersama sejumlah kementerian dan lembaga.
“Prevalensi stunting di Papua Barat hingga semester I tahun 2023 mencapai 13,93 persen. Ini sudah lebih kecil dari target nasional, tapi kita ingin lebih baik lagi,” ujar Waterpauw.
Waterpauw menyebutkan target Prevalensi stunting nasional adalah 14 persen. Ia mengatakan Papua Barat berhasil menurunkan angka kasus stunting di bawah 14 persen berkat berbagai terobosan.
Di antara terobosan itu, yakni pola orang tua asuh, pemberian makanan tambahan, pembentukan satgas stunting, dan aplikasi e-Keriting.
“Dengan semangat yang luar biasa, prevalensi bisa turun sangat signifikan selama 4-5 bulan terakhir. Saya sudah memerintahkan kepada Satgas Stunting dan koordinator wilayah penanganan stunting untuk melakukan intervensi langsung kepada anak terindikasi stunting yang terdata dengan pola orang tua asuh,” jelasnya.
Kata Waterpauw, Papua Barat harus menatap masa depan yang lebih baik. Namun, itu hanya bisa dicapai dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Kita sudah sepakat tahun emas, fokus pembangunan manusia berkualitas dengan memiliki kecerdasan yang tinggi hingga menjunjung tinggi nilai-nilai etika,” ucapnya. (*/Red)