MANSEL, LinkPapua.com – Perkumpulan Kaum Bapa (PKB) Jemaat Imanuel Muari mengajak seluruh anggota di jemaat tersebut untuk dapat saling menerima kekurangan satu dengan yang lainnya. Bahwa, manusia tidak bisa terlepas dari kesilapan, sehingga ke depannya seluruh unsur dari jemaat diharapkan untuk tidak saling menyalahkan, akan tetapi lebih kepada saling mengingatkan.
Pesan tersebut disampaikan melalui sebuah fragmen (pementasan teater dengan durasi singkat) pada perayaan Natal yang yang dikoordinir oleh PKB di Gedung Gereja Imanuel Muari, Senin (19/12/2022).
Perayaan Natal PKB dilaksanakan secara sederhana. Ketua PKB Amos Waran berharap perayaan tersebut dapat memberikan pelajaran kepada seluruh jemaat tentang risiko saling menyalahkan dan risiko ketidaktaatan. Baik kepada Tuhan, kepada sesama dan kepada sesama anggota keluarga.
“Fragmen ini memang sederhana, namun dapat memberikan gambaran kepada kita bahwa secara tidak sadar kelakuan seperti ini setiap saat kita lakukan. Sebagai orang Kristen kita pasti hafal ceritanya, tapi sadar atau tidak sadar setiap saat kita mengulangi kesalahan yang sama. Untuk itu, setelah ini saya harap khusus untuk kami di jemaat Muari tidak lagi memelihara sikap saling menyalahkan dan meningkatkan rasa tanggung jawab dan ketaatan kita terhadap Tuhan, dan kepada sesama,” katanya.
Dipandu oleh Herry Purnomo dan Yakobus Frits Ramar, fragmen yang dilakonkan para anggota PKB pada perayaan Natal tersebut adalah gambaran singkat tentang ketidaktaatan Adam dan Hawa terhadap sang pencipta di taman Eden. Fragmen diawali dengan diskusi oleh beberapa anggota PKB tentang kondisi yang dialami oleh masing-masing dari mereka.
Cerita berlanjut sampai salah seorang menyalahkan Adam yang pada saat itu melanggar perintah Tuhan. Akibat dari pelanggaran tersebut sehingga manusia harus berusaha payah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Selanjutnya salah seorang Bapa yang diam-diam mendengar percakapan mereka memikirkan cara untuk menyadarkan rekan-rekannya agar tidak lagi menyalahkan orang lain. Kemudian muncullah sebuah ide membawakan sekotak makanan, di dalam kotak tersebut ada sebuah kotak makanan.
“Selamat malam, saya ada berkat, siapa tahu bapa-bapa suka, silakan dicicipi” kata seorang bapak dan sebelum meninggalkan kerumunan, sang bapa tersebut menitipkan kotak yang ada di dalam kotak kue agar tidak dibuka karena kotak tersebut merupakan titipan buat orang lain.
Belum sampai beberapa saat salah seorang bapa tidak mengindahkan pesan temannya tersebut dan langsung membuka kotak yang dititipkan tadi dan langsung memakan makanan yang terdapat di dalam kotak tersebut.
Hasilnya sang bapa yang tadi menitipkan kotak tersebut segera datang dan menyadarkan kepada kelompok kaum bapa yang sedari tadi menyalahkan Adam bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh nenek moyang terdahulu setiap saat kita ulang dalam konteks yang berbeda.
“Sekarang apa bedanya dengan kita, Adam melanggar perintah Tuhan dengan memakan buah, dan bapak-bapak melanggar dengan membuka kotak yang bukan untuk kalian,” ungkap sang bapak pembawa kotak sekaligus menutup fragmen.
Fragmen dari kaum bapa ini kemudian diperjelas dan dipertajam lagi oleh pembawa firman yang dipimpin langsung oleh Pdt. Denvy Siloi. Hasilnya suasana Natal yang dirayakan secara sederhana bisa berjalan dengan penuh Hikmah. (*/Red)