MANOKWARI, linkpapua.com– Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung, menyerahkan paket bantuan bahan bangunan rumah (BBR) kepada 244 kepala keluarga (KK) di 5 distrik di Pegunungan Arfak.
5 distrik itu yakni Minyambouw, Catubouw, Anggi, Didohu, Testega, Anggi Gida, dan Membey
Asisten III Pemprov Papua Barat Otto Parorongan mengatakan, penyerahan bantuan BBR ini menjadi bagian dari program dan kegiatan penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting.
“Bantuan yang diserahkan juga merupakan komponen dalam pengendalian inflasi. Sehingga dapat bermanfaat dalam mengatasi kemiskinan dan stunting. Bantuan yang diserahkan sesuai dengan permohonan masyarakat yang diterima,” kata Otto Parorongan saat menyampaikan sambutan gubernur di sela penyerahan bantuan BBR di Kampung Anggra, Distrik Minyambouw.
Parorongan berharap penerima bantuan dapat memanfaatkan bantuan secara baik sesuai dengan kebutuhan. Selain BBR, DPMK juga menyerahkan bantuan berupa paket perlengkapan homestay dan bantuan pendidikan untuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) 35 Kwok.
“Pembangunan homestay sangat baik, bisa diteruskan di tahun-tahun mendatang. Diharapkan semua distrik punya homestay sehingga tamu dan wisatawan yang berkunjung bisa tinggal dan menikmati alam Pegunungan Arfak. Ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Jadi, mereka datang tidak langsung pulang,” ujar Otto Parorongan.
Untuk itu, Otto Parorongan mengingatkan, meski masyarakat sudah menerima bantuan BBR untuk membangun rumah dengan konstruksi yang lebih baik, akan tetapi keberadaan rumah kaki seribu—rumah adat harus dipertahankan dan dipelihara.
“Ini salah satu kearifan lokal sebagai penarik wisatawan. Jadi, bangun rumah yang bagus di sampingnya harus dibangun juga rumah kaki seribu, jangan dibongkar. Ini kearifan lokal yang haru dijaga,” tutupnya.
Kepala DMPK Legius Wanimbo melaporkan, penyerahan bantuan BBR disalurkan kepada 224 KK. Dengan rincian penerima yaitu, distrik Minyambouw 63 KK, Catubouw 71 KK, Anggi 24 KK, Membey 22 KK, Didohu 30 KK, Anggi Gida 7 KK, dan Testega 7 KK.
Menurutnya, penyaluran bantuan tersebut dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Ia mengatakan, salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini, adalah pembangunan rumah yang layak.
“Kemiskinan ekstrem ini juga berkaitan dengan rumah yang layak. Juga stunting dan inflasi, karena harga-harga barang naik sehingga bahan pokok menjadi terbatas. Kondisi ini menjadi masalah di tengah masyarakat. Atasi kondisi tersebut DPMK PB alokasikan bantuan,” jelasnya.
Wanimbo menambahkan, rumah sebagai kebutuhan dasar dan penting sehingga masuk dalam salah satu kriteria kemiskinan.
“Di Pegaf ini, beberapa distrik sangat membutuhkan bantuan BBR. Akan tetapi penyaluran bantuan tersebut juga mesti mesesuaikan dengan kemampuan anggaran. Bantuan yang diserahkan akan dievaluasi sehingga kualitas BBR yang bagus dapat memberikan kualitas kesehatan dan bisa keluar dari kemiskinan,” pungkasnya. (*/LP1)