27.5 C
Manokwari
Sabtu, Mei 17, 2025
27.5 C
Manokwari
More

    Pemprov Papua Barat Desak Revisi UU Kehutanan, Minta Kewenangan Dikembalikan ke Daerah

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat mendesak pemerintah pusat untuk merevisi Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Desakan ini bertujuan agar sebagian kewenangan pengelolaan kawasan hutan yang saat ini terpusat, bisa dikembalikan ke pemerintah daerah.

    Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat, Jimmy Walter Susanto, mengatakan kewenangan daerah dalam pengelolaan hutan menyempit sejak terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014. Akibatnya, daerah tidak leluasa menata kawasan hutan untuk mendukung pembangunan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    “Jadi, kewenangan pengelolaan hutan di daerah dulu telah ditarik ke pusat. Kami meminta beberapa kewenangan dikembalikan ke daerah agar daerah dapat mengelola dan melakukan penataan kembali tata kelola hutan untuk mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujarnya kepada wartawan di Manokwari, Kamis (8/5/2025).

    Baca juga:  September, Serapan Anggaran APBD Papua Barat 2023 Jauh dari Target

    Dia mencontohkan, saat ini kewenangan rehabilitasi hutan di tingkat daerah hanya berlaku di luar kawasan hutan, sedangkan rehabilitasi di dalam kawasan hutan menjadi kewenangan pusat.

    “Faktanya 80 persen wilayah di Papua Barat adalah kawasan hutan. Kita harapkan tidak hanya menanam di luar kawasan hutan, tetapi di dalam kawasan hutan juga kita bisa melakukan kegiatan penanaman sehingga menimbulkan dampak ekonomi bagi masyarakat,” katanya.

    Baca juga:  Rapat Evaluasi RPJPD, Pemprov Papua Barat Minta Pimpinan OPD Hadir Langsung

    Ketua Komite II DPD RI, Angelius Wake Kako, mendukung hal itu. Dia mengaku pihaknya sepakat bahwa UU Nomor 41 Tahun 1999 perlu direvisi. Menurutnya, banyak tumpang tindih regulasi antarsektor yang menghambat pembangunan, terutama yang bersinggungan dengan kawasan konservasi.

    “Contohnya, atas dasar konservasi beberapa pembangunan fasilitas umum menjadi terbengkalai dan itu bukan hanya di Papua Barat, namun hampir semua provinsi di Indonesia,” ungkapnya.

    Baca juga:  Kapolda Papua Barat Cek Jalannya PSU di Beberapa TPS di Manokwari

    Angelius menegaskan, revisi UU Kehutanan diperlukan agar pembangunan infrastruktur yang tidak berdampak besar pada ekosistem tetap bisa dilanjutkan.

    “Seperti pembangunan jalan, rumah sakit, terhambat hanya karena lokasi tempat dibangun mengenai wilayah konservasi. Masalah lain jika ingin membangun jalan 10 km, namun berhenti hanya karena masuk dalam kawasan hutan konservasi. Ini, kan, bermasalah,” terangnya.

    DPD RI, kata Angelius, akan segera menindaklanjuti aspirasi ini agar pemerintah daerah memiliki ruang yang lebih luas dalam menjalankan program-program pembangunan. (LP14/red)

    Latest articles

    Aksi Demo Berujung Laporan Polisi, Aliansi Honorer Papua Barat dan Karo...

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.com - Aksi demonstrasi damai yang digelar Aliansi Honorer Nasional (AHN) Papua Barat bersama Forum Honorer 1.002 berujung pada pelaporan ke polisi oleh...

    More like this

    Aksi Demo Berujung Laporan Polisi, Aliansi Honorer Papua Barat dan Karo Umum Capai Titik Temu

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Aksi demonstrasi damai yang digelar Aliansi Honorer Nasional (AHN) Papua Barat...

    Hadiri Harlah ke 11 Paguyuban Karanganyar di Manokwari, Bupati Puji Eksistensi

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Bupati yang diwakili oleh Wakil Bupati Manokwari Mugiyono menghadiri Harlah Paguyuban Karanganyar...

    Polda Jabar Jalin Sinergitas Wujudkan Lingkungan Aman, Tertib, dan Tentram

    BANDUNG, Linkpapua.com-Polda Jawa Barat (Jabar) memastikan sinergitas dan kolaborasi siap dihadirkan bersama Polda Metro...