MANOKWARI, Linkpapua.com– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manokwari terus mengintensifkan upaya penurunan angka stunting melalui program pemberian makanan tambahan (PMT) yang menjadi bagian dari 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Manokwari.
Bupati yang diwakili Wakil Bupati Manokwari, H. Mugiyono mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah daerah dalam mendukung percepatan penurunan stunting, khususnya bagi ibu hamil dan anak di bawah usia dua tahun (baduta) dari keluarga berisiko.
“Kami ingin memastikan setiap anak Manokwari tumbuh sehat, cerdas, dan produktif. PMT bukan sekadar bantuan makanan, tapi juga langkah edukasi gizi dan penguatan peran posyandu,” ujar Mugiyono.
Dikatakannya, Program ini melibatkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat, hingga tokoh agama dan adat. Gerakan lintas sektor ini diharapkan mampu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sementara itu, Sekretaris BKKBN Papua Barat Yahya Rumbino menambahkan, program ini selaras dengan transformasi kelembagaan BKKBN yang kini menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
“Fokusnya adalah pencegahan stunting melalui Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting, yang menggandeng sektor swasta karena tidak diperbolehkan menggunakan dana APBD atau APBN.
Disampaikannya, Stunting bukan hanya soal gizi, tapi juga soal lingkungan tempat tinggal yang layak. Maka edukasi dan advokasi kepada masyarakat, terutama ibu hamil dan orang tua asuh, sangat penting.
Pihaknya menargetkan Papua Barat untuk melibatkan 800 orang tua asuh telah tercapai, dengan kontribusi besar dari Kabupaten Manokwari. Program ini juga mendukung visi besar Papua Sehat, Cerdas, dan Produktif menuju Indonesia Emas 2045.
Ketua Panitia, Maria Marta Patipelohi dalam laporannya menyebutkan, data terbaru menunjukkan jumlah ibu hamil di Manokwari sebanyak 5.819 orang, dengan 1.358 di antaranya berisiko stunting. Sedangkan jumlah baduta mencapai 6.439 anak, dengan 338 anak berisiko stunting.
Intervensi yang dilakukan sejauh ini mencakup 108 ibu hamil dan 150 baduta melalui program PMT selama 90 hari. Setiap anak mendapatkan makanan senilai Rp20.000 per hari, dengan menu yang disusun oleh ahli gizi dan dikelola oleh Tim Pendamping Keluarga.
Sejak peluncuran program ini, sudah ada 15 orang tua asuh yang siap membiayai kebutuhan gizi 53 ibu hamil dan 73 baduta dari keluarga berisiko. Komitmen bersama antar lembaga pemerintah, swasta, organisasi, dan individu telah ditandatangani pada 13 Januari 2025 lalu sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan ini.(LP3/Red)





