MANOKWARI, Linkpapua.com– Sebanyak 1.052 pos pelayanan terpadu (Posyandu) digadang-gadang menjadi ujung tombak penurunan angka stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua Barat. Jika efektif berjalan, dukungan wadah ini akan mempercepat implementasi program.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Perorangan kepada wartawan, Jumat (5/5/2023) mengatakan, posyandu merupakan pusat pelayanan terdepan untuk masyarakat. Posyandu adalah wadah sentral yang bisa menyentuh sampai pelosok.
“Namun selama ini penggerak posyandu dari tenaga puskesmas di setiap posyandu untuk melakukan pelayanan ibu hamil, bayi, balita dan imunisasi. Papua Barat dan Papua Barat Daya sendiri memiliki 1.052 posyandu,” paparnya.
Otto mengungkapkan, dari jumlah tersebut ada sejumlah posyandu yang tidak aktif. Kata dia ke depan akan diaktifkan dalam rangka penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Ada juga yang tidak aktif dan pak gubernur minta agar yang tidak aktif di aktifkan kembali sehingga bisa melayani masyarakat. Prioritas sekarang memberikan asupan gizi dan pak gubernur sendiri sudah menjadi anak asuh untuk beberapa anak di Papua Barat, ” ujar Otto
Selama ini posyandu sudah melaksanakan sesuai dengan tupoksi namun dinas kesehatan akan terus melakukan pendampingan terhadap posyandu. qKata dia, Penjabat Gubernur Papua Barat berharap semua sektor terlibat di posyandu dalam rangka penghapusan stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua Barat.
Dia juga berharap agar seluruh OPD juga bisa menjadi pembina dalam posyandu yang ada. (LP9/Red)