BINTUNI, Linkpapua.com – Empat warga Bintuni mendatangi markas Kompi 3 Batalyon A Pelopor Sat Brimob Polda Papua Barat, di Jalan Raya Bintuni, Distrik Bintuni, Senin (20/12/2021) pagi. Mereka melapor ditampar seorang pria yang mengaku anggota Brimob.
Usai menerima laporan korban, Komandan Kompi 3 Batalyon A Pelopor Sat Brimob Polda Papua Barat Ipda Frans Eryanan memberikan klarifikasinya. Ia menyebut, oknum tersebut mencatut nama Brimob.
“Kita ini institusi, nama satuan ini besar , kalau ada terjadi masalah pasti saya akan ditanya sama pimpinan, masalah apa yang terjadi di sana (Bintuni). Ini jelas perbuatan oknum yang ngaku-ngaku Brimob,” kata Frans, Senin (20/12/2021).
Frans mengatakan, warga harus teliti saat terjadi kasus kekerasan seperti itu. Jangan langsung dipercaya. Karena banyak oknum yang sering membawa-bawa nama Brimob.
“Kalau memang itu anggota Brimob tadi malam, Anda harusnya langsung lari masuk (lapor ke Pos Jaga Brimob). Kalau betul dia mengaku Brimob dia masuk ke sini tidak? Tapi ini kan tidak. Dia pergi tunggu di jembatan Kali Tubi sana. Berarti dia bukan anggota Brimob,” papar Frans mengutip pernyataannya pada warga tadi.
Menurut warga yang melapor, pria itu tak hanya mengaku Brimob. Ia juga menggunakan sepatu mirip Brimob.
Menurut Frans, sekarang ini seragam atau aksesori aparat bisa didapatkan di mana saja. Bahkan sekuriti pun menggunakan atribut yang mirip Brimob.
“Satpam saja sudah pakai itu. Termasuk helm tempur itu sudah bisa dapat di mana-mana. Bisa dibeli. Jadi warga jangan terkecoh dengan atribut,” kata Frans.
Karena itu Frans mengingatkan kepada pelapor dan masyarakat agar jika mendapatkan perlakuan yang merugikan dengan mengatasnamakan Brimob segera melapor ke Sat Brimob.
“Kalau ada yang mengaku anggota Brimob yang merugikan masyarakat langsung datang ke sini lapor. Biar kita cek. Kalau benar dia anggota pasti akan kita proses,” tegas Frans.
Frans sendiri usai menerima laporan 4 warga langsung mengumpulkan seluruh anggota di lapangan mako.
“Saya kumpulkan langsung,” katanya.
Lalu Frans meminta seluruh anggota buka masker dan mempersilakan pelapor mengecek wajah mereka satu per satu.
“Saya bilang silakan lihat. Cek adakah di antara mereka pelaku yang kau laporkan itu. Ternyata setelah dia cek, tidak ada. Berarti itu modus. Ini perbuatan oknum yang mencatut nama Brimob. Oknum yang semena-mena melakukan tindakan kekerasan kepada masyarakat,” tandasnya.
Frans menjelaskan, bahwa di Teluk Bintuni ada sebanyak 60 anggota Brimob. Ia merinci, dinas BKO di Maybrat 10 Anggota, di LNG 4 Anggota dan Distrik Aroba 4 Anggota. Ada juga di kediaman Bupati 4 Anggota. Lalu di setda bagian Keuangan, dan totalnya 26 orang.
“Sisanya kita ada di sini. Jadi untuk mengidentifikasi Brimob cukup mudah,” kata Frans. (LP5/Red)