25 C
Manokwari
Sabtu, Mei 10, 2025
25 C
Manokwari
More

    MRP PB ajukan usulan tambahan pagu anggaran ke DPR PB

    Published on

    Manokwari,Linkpapuabarat.com-Pimpinan dan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat menyerahkan usulan tambahan pagu anggaran 2021 kepada DPR Papua Barat sebesar 96 miliar.

    Usulan anggaran tersebut diserahkan oleh Ketua MRP PB, Maxsi Nelson Ahoren, kepada Ketua DPR Papua Barat Orgenes Wonggor didampingi Wakil Ketua DPR PB, Sale Seknun, Ketua Fraksi Otsus DPR George Dedaida, dan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Abner Jitmau.

    Penyerahan usulan anggaran MRP ini  dilakukan secara tertutup di Gedung sementara DPR Papua Barat Arfai, Kamis (3/12) pagi.

    Orgenes Wonggor yang ditemui setelah menerima usulan tambahan anggaran mengaku akan memperjuangkan pengusulan dan pembahasan anggaran tambahan MRP  ke eksekutif Papua Barat.

    Menurut Wonggor, program kerja MRP  harus didukung anggaran yang cukup seperti yang dituangkan dalam Undang-undang 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus.

    Selanjutnya, DPR bersama lembaga eksekutif akan menyingkronkan usulan tambahan anggaran yang dimaksud agar bisa segera terileasasi guna menjawab kebutuhan kerja lembaga MRP.

    Baca juga:  Papua Barat Dikucur Rp17,25 T, Ali Baham: Hati-hati, Harus Akuntabel

    Senada dengan Wonggor, Ketua Fraksi otsus DPR Papua Barat George Dedaida, juga mendukung adanya usulan tambahan anggaran yang diajukan MRP.

    Dirinya mengutarakan bahwa Fraksi Otsus lahir karena Undang-Undang 21 tahun 2001, sehingga usulan dari MRP  akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme di DPR kepada Gubernur Papua Barat.

    “Intinya kami Fraksi Otsus akan mendorong apa yang sudah menjadi usulan MRP, sebab antara DPR otsus dan MRP sama-sama lahir karena UU otsus. Jadi kalau anggaran mereka sebelumnya dinilai sangat kecil untuk mengakomodir program kerja mereka, apa salahnya jika kita mendukung usulan anggaran tambahan yang MRP ajukan,” jelas Dedaida.

    Sementara itu, Ketua Badan Anggaran DPR Papua Barat, Abner Jitmau mengatakan antara lembaga DPR dan MRP memiliki kewenangan. Yang membedakan lembaga DPR adalah lembaga politik yang diatur sesuai Undang-Undang 23 Tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah dan PP 12 tahun 2012 tentang Keuangan Daerah. DPR membahas anggaran dan menyusun perundang-undangan. Hal ini membedakan kerja DPR dengan MPR.

    Baca juga:  Disnakertransdas PB Puji Bp Indonesia Penuhi Hak-hak Pekerja Selama Proses Demobilisasi

    “Sedangkan MRP adalah lembaga representatif, lembaga kultur bagi orang asli Papua. Oleh sebabnya pemerintah wajib tambahkan anggaran yang lebih besar kepada MRP,” kata Jitmau.

    Selain itu, lanjut Jitmau, MRP berbicara tentang pemetahan wilayah adat, berbicara tentang perdasi-perdasus, dan tiga tugas fungsi MRP yaitu masalah Perempuan, Adat dan Agama.

    “Sebagai Ketua Badan Anggaran DPR Papua Barat, saya berharap gubernur Papua Barat bisa mengakomodir usulan tambahan anggaran dari MRP ini, jumlah anggaran sebesar 49 miliar yang diplotkan untuk MRP tidak cukup untuk akomodir semua program kerja mereka, setidaknya ada tambahan,” lanjut Jitmau.

    Terpisah, Ketua MRP Papua Barat Maxsi Nelson Ahoren mengutarakan bahwa plafon anggaran MRP tidak cukup untuk menjawab persoalan orang asli Papua di wilayah adat Papua Barat. Hal ini yang mendasari MRP mengusulkan tambahan anggaran kepada DPR untuk diperjuangkan di eksekutif.

    Baca juga:  Pisah Sambut Pj Gubernur PB, Ali Baham Kenang Memori di Arguni

    Menurut Ahoren, DPR memiliki kewenangan tertinggi untuk membahas anggaran sehingga berdasarkan mekanisme yang ada, maka MRP datang memohon agar pengusulan anggaran mereka diterima agar mendukung kerja MRP.

    Di samping itu, kata Ahoren, sejauh ini ada penolakan perpanjangan Otsus oleh rakyat asli Papua, sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi MRP. Kemudian selama ini MRP memiliki sejumlah pengaduan dari orang asli Papua, namun anggaran terbatas untuk menjawab semua persoalan tersebut. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini selaku ketua MRP, ia berharap dalam paripurna dan pembahasan APBD Papua Barat bisa diusulkan oleh DPR agar dana mereka bisa ditambahkan.

    “DPR sendiri memiliki fraksi otsus yang memiliki tugas dan kewenangan menjawab hak politik orang asli Papua, maka kita sebagai lembaga kultur setidaknya minta dukungan untuk perjuangkan usulan rencana anggaran MRP” pungkas Ahoren. (LPB2/red)

    Latest articles

    Sembilan Tahun Beruntun, SKK Migas Kembali Kantongi Opini WTP

    0
    JAKARTA, LinkPapua.com – SKK Migas kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun 2024. Ini menjadi tahun...

    More like this

    Bupati Manokwari Tambah 6 Tenaga Ahli untuk Mendukung Pemerintahannya

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Bupati Manokwari Hermus Indou kembali menambah Tenaga (TA) untuk mendukung pemerintahannya bersama...

    Ratusan Kendaraan yang Ditilang semakin Menumpuk, Polisi Minta Warga Ambil Kendaraannya

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Satuan Lalu Lintas Polresta Manokwari mengimbau masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang diamankan...

    Konsultasi Publik RKPD 2026, Wagub Papua Barat Minta Program Prioritas Merata-Tepat Sasaran

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Wakil Gubernur (Wagub) Papua Barat, Mohamad Lakotani, menyampaikan pentingnya pemerataan program...