MANSEL, linkpapua.com – Pengurus GKI jemaat Imanuel Muari melibatkan semua unsur dalam kegiatan camping Paskah. Tak hanya sebagai pendamping dan pengarah, unsur-unsur di jemaat juga dilibatkan sebagai peserta kegiatan.
Untuk beberapa kegiatan unsur PAM (Persekutuan Anak Muda), Unsur PW (Persekutuan Wanita dan unsur PKB (Persekutuan Kaum Bapak serta PAR (Persekutuan Anak Remaja) ikut berlomba menambah rasa kebersamaan di acara ini.
Seperti pada lomba cerdas cermat Alkitab yang diselenggarakan pada malam terakhir kegiatan camping, masing-masing unsur membentuk kelompok dan berlomba dengan anak-anak sekolah Minggu dan PAR untuk menjawab pertanyaan dari panitia. Tidak hanya itu, unsur PKB dan PW pun tidak terlepas dari permainan-permainan yang umumnya diperankan oleh anak-anak sekolah Minggu dan PAR.
“Kita di sini kan meskipun sebagai jemaat kedua tertua di Oransbari tapi jumlah kita sangat sedikit. Nah untuk menyemarakkan kegiatan camping ini agar adik-adik sekolah Minggu dan PAR tetap semangat untuk mengikuti kegiatan maka ini yang kami lakukan. Mengajak semua unsur untuk ambil bagian sebagai peserta,” ujar Ketua Jemaat Imanuel Muari Pdt Deinvy S Silooy saat berbincang dengan wartawan, Minggu dini hari (17/4/2022).
Dijelaskan Pdt Deinvy, kebetulan karena komposisi anak remaja dan sekolah Minggu hanya sedikit sehingga upaya pengawasan tidak begitu sulit dilakukan. Kata dia, sangat cukup waktu untuk unsur-unsur PAM, PW serta PKB untuk ikut serta dalam kegiatan.
Lebih lanjut, Pdt Deinvy juga menjelaskan bahwa jemaat Imanuel Muari pada prinsipnya memiliki keunikan tersendiri. Di mana untuk menjaga agar eksistensi jemaat tetap stabil maka pola membangun jemaat ini mesti dengan memadukan pola-pola tradisional diantara aturan baku yang sudah ditetapkan oleh Sinode.
“Di samping PAR dan sekolah Minggu kita memang jumlahnya sedikit sehingga keterlibatan unsur PKB dan PW cukup efektif untuk menambah warna pada kegiatan ini. Keterlibatan unsur sebagai satu kelompok bermain pada kegiatan ini sangat efektif untuk mengajak masing-masing individu agar belajar menyesuaikan diri antara satu dengan yang lainnya,” paparnya.
Unsur-unsur PW dan PKB misalnya urai Pdt Deinvy, di mana mereka bertemu di usia yang sudah dewasa. Akhirnya mereka mendapatkan momen seolah mereka kecil bersama-sama.
Pada kesempatan itu, Pdt. Deinvy mengaku cukup mengapresiasi semangat anggota jemaatnya untuk mempertahankan eksistensi jemaat mereka. Meski dari sisi jumlah bisa dikatakan paling sedikit di antara jemaat-jemaat yang ada di bakal Klasis Oransbari. (LP6/red)