MANOKWARI,linkpapua.com – Anggota DPRD Manokwari Maman Hermawan mengatakan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax berpotensi memicu lonjakan harga pangan. Ia meminta langkah-langkah antisipasi agar tak terjadi gejolak.
“Kenaikan harga Pertamax tentu dapat berpengaruh pada kenaikan harga barang lainnya. Terutama pangan. Kondisi ini selalu saling berkait. Setiap BBM naik, harga juga melonjak,” terang Maman.
Menurut Maman, kondisi ini sulit dihindari karena pedagang juga merasakan dampak kenaikan BBM. Di mana biaya distribusi otomatis naik. Akibatnya harga sulit ditekan.
Kata Maman, tanda-tanda akan melonjaknya harga sudah terlihat. Masyarakat mulai mengeluhkan harga komoditas pasar yang merangkak perlahan.
“Memang masyarakat mulai mengeluh dengan kenaikan harga Pertamax. Sebagai contoh biasa isi Rp50 ribu sudah bisa full, tetapi dengan kenaikan harga ini sudah tidak bisa full. Kondisi masyarakat serba sulit sehingga harus membeli Pertamax karena mau beli bensin atau Pertalite sulit didapatkan di SPBU. Yang banyak tersedia hanya jenis Pertamax,” tambah dia.
Mau tidak mau kata Maman, Pertamax jadi pilihan, meski harganya mahal.
Kenaikan harga Pertamax di wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah mencapai Rp3.550 per liter. Begitu juga di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua, hingga Papua Barat, mengalami kenaikan yang sama.
Sebelumnya Pertamax dijual Rp9.200 per liter. Kini naik menjadi Rp12.750 per liter. (LP3/Red)





