Manokwari–Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) optimistis sektor pariwisata di Provinsi Papua Barat akan segera bangkit.
Pembina GIPI Papua Barat, Julius di Manokwari, Jumat (23/07/20) mengatakan bahwa pandemi virus corona telah menjadi badai luar bisa terhadap industri pariwisata di daerah tersebut. Akibatnya, omset usaha perhotelan, restoran, rumah makan dan jasa wisata turun drastis.
“Sebelum covid, di awal tahun biasanya omset usaha perhotelan, restoran dan pariwisata masih slow. Awal Maret saat ada COVID-19, tapi saat itu masih lumayan ada sedikit pemasukan, tapi situasi itu rupanya menjadi awal buruk bagi kami,” aku Julius.
“Situasi terberat mulai terasa sejak April, Mei hingga Juni 2020. Mengingat saat itu, aktivitas penerbangan dan kegiatan lain mulai dibatasi bahkan dihentikan,” lanjut Julius.
Selain itu, kegiatan pertemuan berskala besar yang sifatnya mengumpulkan massa juga dibatasi. Hal ini justru memberi dampak luar bisa bagi industri pariwisata, termasuk perhotelan.
Situasi itu mendorong pelaku usaha mengambil langkah untuk menekan biaya operasional agar bisa tetap bertahan di saat pandemi, diantaranya merumahkan sebagian karyawannya.
Pihaknya bersyukur Presiden Joko Widodo segera mengeluarkan kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Melalui kebijakan itu, aktivitas penerbangan mulai terbuka meskipun belum sepenuhnya, termasuk melonggarkan kegiatan di daerah-daerah.
“Industri pariwisata ini sangat bergantung pada aktivitas penerbangan udara. Kalau ada penerbangan tentu akan ada tamu yang datang. Dari akhir Juni, awal Juli sampai saat ini itu sudah mulai terbuka dan ini menjadi angin segar bagi kami,” ujarnya lagi.
Dirinya merasa bersyukur, saat ini sebagian hotel di Papua Barat sudah kembali beroperasi, meskipun belum optimal. Karyawan pun mulai dipekerjakan dengan menerapkan jadwal atau shift kerja.
“Kami optimis, situasi akan terus membaik. Beberapa waktu lalu kami diundang Kejati Papua Barat pada sebuah forum diskusi. Intinya kami semua didorong untuk kembali beraktivitas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional,” sebut Julius.
Julius memastikan bahwa seluruh pelaku usaha terutama pada industri pariwisata taat terhadap instruksi pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan.
“Kita semua sadar bahwa saat ini masih dalam situasi pandemi. Kesehatan dan keselamatan tamu maupun karyawan tentu menjadi prioritas utama,” pungkasnya. (*/LPB1)