27.7 C
Manokwari
Sabtu, Mei 31, 2025
27.7 C
Manokwari
More

    Kepala SMA Taruna Kasuari Nusantara Jelaskan Soal Polemik Siswa Tak Lolos Seleksi

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Kepala SMA Taruna Kasuari Nusantara Papua Barat, Brigjen TNI Yusuf Ragainaga, menegaskan bahwa seleksi ketat dan kelayakan asrama merupakan syarat mutlak dalam penerimaan siswa baru. Penegasan ini disampaikan menanggapi polemik sejumlah orang tua yang mempertanyakan anak-anak mereka tidak lolos seleksi masuk.

    Pernyataan itu disampaikan Yusuf dalam forum hearing bersama DPR Papua Barat (DPRPB), Rabu (28/5/2025). Dia menjelaskan proses seleksi masuk SMA Taruna sudah dilakukan secara bertahap dan transparan, mulai dari tes daerah hingga pusat.

    “Bisa masuk ke SMA Taruna itu harus melalui proses tes. Juga berpola asrama, asramanya itu harus dijamin layak. Memang gratis, itu yang mendorong orang tua dan anak-anak mau bersekolah,” ujarnya.

    Baca juga:  Penyaluran BOK di Puskesmas Pelosok tak Optimal, Dinkes Mansel Sosialisasi Juknis

    Dia menguraikan, tes dilakukan dua tahap. Pertama di kabupaten sesuai rayon, dan kedua di pusat yang mencakup tes psikologi dan jasmani. Semua calon siswa wajib mengikuti kedua tahap tersebut.

    Terkait keluhan sejumlah orang tua atas anak-anak mereka yang tidak lolos, Yusuf menyebut pihaknya telah memberikan ruang alternatif. Namun, tidak semua keluhan disertai kesiapan menggantikan siswa yang telah lulus.

    Baca juga:  Di Hadapan Sekda, Fraksi Otsus Minta Dana Otsus Dipisahkan dari APBD

    “Soal keluhan ortu akan anaknya yang tidak lulus dalam tes penerimaan calon siswa SMA Taruna, saya meminta kepada pihak orang tua agar menyampaikan langsung kepada mereka yang lulus, mau tidak posisinya digantikan. Tapi, ini tidak dilakukan. Saya ambil kebijakan bagi yang tidak lulus tadi, saya tes lagi. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas (Pendidikan Papua Barat), mohon maaf, baca-tulisnya tidak bisa,” katanya.

    Selain kualitas siswa, keterbatasan daya tampung asrama juga menjadi alasan utama dalam seleksi. Menurut Yusuf, satu kamar yang idealnya diisi empat siswa kini sudah menampung delapan siswa.

    Baca juga:  Syukuran Orideko-Mansur Digelar 3 Maret, Dirangkai Buka Puasa Bersama

    “Ini tidak manusiawi, kalau kita paksakan lagi mau bagaimana,” ucapnya.

    Dia menambahkan, modul seleksi diadaptasi dari SMA Taruna Magelang, tetapi disesuaikan dengan kondisi lokal di Papua Barat. Adapun dalam psikotes, ada indikator khusus yang digunakan, seperti kebiasaan merokok, tingkat kedisiplinan, hingga motivasi bersekolah.

    “Item-item ini yang dijadikan dasar juga sehingga ada yang jatuh di psikotes. Itu bisa dipertanggungjawabkan. Sekolah unggulan itu harus lewat tes,” paparnya. (LP14/red)

     

    Latest articles

    Rayakan Paskah dan HUT Ke-50 IKT Teluk Bintuni, Warga Toraja Tunjukkan...

    0
    TELUK BINTUNI, LinkPapua.com — Warga Toraja di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, menunjukkan semangat kebersamaan dalam perayaan Paskah yang dirangkaikan dengan hari ulang tahun...

    More like this

    Rayakan Paskah dan HUT Ke-50 IKT Teluk Bintuni, Warga Toraja Tunjukkan Semangat Kebersamaan

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.com — Warga Toraja di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, menunjukkan semangat...

    Pakar Hukum Unram Apresiasi Ketegasan Polda NTB dalam Penegakan Etika Profesi Polri

    MATARAM, Linkpapua.com– Langkah tegas Polda NTB dalam menjatuhkan sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH)...

    Polda Papua Barat Ungkap Kasus Narkoba Jenis Ganja di Pelabuhan Manokwari

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Direktorat Reserse Narkoba Polda Papua Barat berhasil mengungkap kasus dugaan peredaran narkotika golongan...