MANOKWARI, LinkPapua.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat menggelar pertemuan monitoring dan evaluasi (monev) program Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) tingkat provinsi di Swiss Belhotel Manokwari, yang dimulai Senin (11/9/2023).
Kepala Dinkes Papua Barat, Otto Parorongan, memfokuskan perhatiannya pada beberapa kabupaten di Papua Barat yang belum konsisten dalam melaporkan kasus ISPA.
“Target sasaran 2.950 kasus, yang baru ditemukan 615 kasus atau 21,10 persen dari total kasus yang menjadi sasaran,” ungkapnya.
Otto juga menyoroti fakta masih banyak kasus ISPA yang belum teridentifikasi di seluruh wilayah Papua Barat.
“Mungkin saja sudah dikerjakan, tetapi kita lupa untuk laporkan. Mestinya harus dilaporkan secara berjenjang,” tambahnya.
Ia menekankan penanganan ISPA harus diambil dengan serius. Selain itu, pelaporan secara rutin menjadi tugas bersama yang harus dilakukan untuk memastikan langkah-langkah berikutnya dapat diambil dengan tepat.
Ketua panitia, Hans Ayok, dalam laporannya, menegaskan ISPA merupakan masalah serius di Papua Barat dengan tingkat kasus yang sangat tinggi. Tiap bulan, ISPA selalu masuk dalam daftar 10 besar penyakit yang paling umum ditemukan di wilayah ini.
Hans juga menjelaskan meskipun kasus ISPA tinggi, masih ada beberapa kabupaten dan fasilitas kesehatan yang belum melaporkan kasusnya dengan benar dalam sistem pelaporan program ISPA.
Tujuan dari pertemuan monev ini, seperti yang disampaikan Hans Ayok, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam mendeteksi, merawat, mencatat, melaporkan, serta mengawasi dan mengevaluasi program ISPA. (LP3/Red)