BINTUNI, Linkpapua.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas memastikan penyelesaian proyek pembangunan Train 3 LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Kepastian itu setelah Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, bersama Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, melakukan kunjungan lapangan secara langsung di Teluk Bintuni, Selasa (21/6/2022).
Turut ikut dalam kunjungan ini, yakni Staf Ahli Menteri ESDM, Nanang Untung dan Triharyo Soesilo, Direktur Pembinaan Usaha Hulu, Ditjen Migas, Mustafid Gunawan, dan disambut langsung President BP Indonesia, Nader Zaki dan VP Operasional, Dave Campbell
Kunjungan ini istimewa karena turut hadir Staf Presiden Milenial, Billy Mambrasar, yang hadir mewakili Menteri ESDM, dalam kapasitasnya untuk melihat kemanfaatan pengembangan LNG Tangguh untuk masyarakat Papua.
Tangguh train 3 dengan kapasitas 3.8 metrik ton per tahun dikembangkan berdasarkan persetujuan POD II dengan nilai investasi dapat mencapai hingga USD11 miliar atau setara dengan Rp159 triliun.
Pengembangan dimulai sejak tahun 2016 dan mengalami banyak tantangan yang utamanya diakibatkan Covid-19 sehingga menyebabkan dua kali outbreak yang menyebabkan proyek menjadi terhenti untuk dilakukan langkah-langkah sesuai protokol penanganan Covid-19.
Seiring dengan mulai mereda dan tertanganinya wabah Covid-19 maka pada saat ini sudah mencapai puncak lagi dengan total Pekerja mencapai 12.900 dan diharapkan komplesi dapat selesai pada akhir tahun dan gas dapat dialirkan pada awal tahun depan.
“Kunjungan langsung oleh Kementerian ESDM dan SKK Migas ke proyek Tangguh Train 3, menunjukkan arti penting terhadap kepastian penyelesaian proyek ini, untuk dapat meningkatkan produksi gas guna mendukung perekonomian nasional dengan terpenuhinya kebutuhan gas untuk domestik yang dialokasikan mencapai 75 persen, serta upaya untuk dapat mendorong segera terwujudnya penerimaan negara dari penjualan gas Tangguh Train 3”, kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjpto, dalam kunjungan ini.
Dwi menyampaikan, dampak berganda kemanfaatan proyek Tangguh Train 3 yaitu dapat menciptakan lapangan kerja yang mayoritas berasal dari masyarakat lokal. Pada saat beroperasi nanti ditargetkan lebih dari 85 persen operator akan berasal dari masyarakat lokal. Dengan selesainya proyek Tangguh Train 3, dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat lokal secara berkelanjutan sehingga dapat menciptakan perputaran perekonomian di Teluk Bintuni Papua Barat dan mendorong tumbuhnya ekonomi lokal lainnya.
Dalam mengembangkan kemampuan sumber daya manusia masyarakat lokal, BP telah memiliki program technician apprentice. Tidak hanya untuk menyiapkan masyarakat lokal untuk bekerja pada aset BP di Indonesia, saat ini kompetensi teknisi lulusan program technician apprentice BP sudah diakui secara global dengan sudah bekerjanya beberapa teknisi pada aset global BP di Mauritania dan Senegal.
“Tangguh Train 3 dalam jangka panjang akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya mencapai target 2030, terutama untuk pencapaian target produksi gas yang mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan produksi gas nasional saat ini yang berada di kisaran 5.900 MMSCFD,” bebernya. (*/Red)