28.8 C
Manokwari
Kamis, Mei 1, 2025
28.8 C
Manokwari
More

    Kemensos Dorong Pemberdayaan Papua Barat lewat Pendekatan Budaya dan Data

    Published on

    JAKARTA, LinkPapua.com – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat di Papua Barat harus dilakukan melalui kombinasi pendekatan berbasis budaya dan data. Strategi ini dinilai sebagai kunci keberhasilan dalam menanggulangi kemiskinan sekaligus memperkuat peran masyarakat adat sebagai aktor utama pembangunan sosial.

    “Pemberdayaan masyarakat di Papua Barat harus dimulai dari penguatan peran masyarakat adat sebagai pelaku utama pembangunan sosial,” ujar Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, dalam audiensi bersama perwakilan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan masyarakat adat Papua Barat di Kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

    Baca juga:  HUT ke-74, IDI Papua Barat Gelar Talkshow dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

    Menurut Agus, pendekatan intervensi sosial di Papua Barat tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2025 menunjukkan Papua Barat merupakan provinsi dengan kontribusi terendah terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. Sebaliknya, angka kemiskinan tertinggi masih terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

    Agus menyebut data ini menjadi pijakan penting. Namun, tidak bisa hanya mengandalkan data statistik, juga harus memahami struktur sosial-budaya masyarakat Papua Barat.

    Baca juga:  Didampingi Kapolda dan Pimpinan Forkopimda, Pj Gubernur Papua Barat Pantau Sejumlah Pos dan Gereja

    Dalam audiensi tersebut, sejumlah tokoh adat turut menyampaikan pandangan. Charles M Imbir dari Institusi Usba Raja Ampat menekankan pentingnya menjembatani kebijakan nasional yang bersifat top-down dengan kearifan lokal yang bersifat bottom-up.

    “Maka penting ada ruang temu antara keduanya agar masyarakat adat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek dari pembangunan,” katanya.

    Hal senada disampaikan Semuel Awon, Pimpinan Dewan Adat Wilayah III Domberay. Dia menilai intervensi sosial yang tidak mempertimbangkan kekhususan Papua justru bisa menimbulkan resistensi.

    Baca juga:  Pemkab Manokwari Lanjutkan Pembongkaran di Pasar Sanggeng, Hermus Apresiasi Kerelaan Warga

    “Kami bukan menolak bantuan, tapi pendekatannya harus sesuai dengan struktur sosial kami. Masyarakat Papua punya kearifan dan sistem adat sendiri yang perlu dihormati,” ucapnya.

    Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial, I Ketut Supena, menegaskan pemberdayaan yang berhasil adalah yang mengintegrasikan kebijakan nasional dengan realitas lokal.

    “Program pemberdayaan yang berhasil adalah program yang mengintegrasikan kebijakan nasional dengan realitas lokal. Itulah mengapa pendekatan kolaboratif dengan masyarakat adat menjadi sangat penting,” terangnya. (*/red)

     

    Latest articles

    Dituding Boros Rapat di Hotel, Ketua DPR Papua Barat: Kami Justru...

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.com - Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor, menepis tudingan bahwa lembaga legislatif yang dipimpinnya boros anggaran karena kerap menggelar rapat di hotel....

    More like this

    Dituding Boros Rapat di Hotel, Ketua DPR Papua Barat: Kami Justru Butuh Kantor Layak

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor, menepis tudingan bahwa lembaga legislatif...

    Operasi Pencarian Iptu Tomi Berakhir, Kapolda Papua Barat: Kami Sudah Berupaya Maksimal

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.com - Operasi pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun di Sungai Rawara, Distrik...

    CJH Sorong Berangkat ke Arab Saudi 17 Mei, Tertua Berusia 81 Tahun

    SORONG, LinkPapua.com – Sebanyak 77 calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Sorong, Papua Barat...