28.7 C
Manokwari
Minggu, Juni 22, 2025
28.7 C
Manokwari
More

    Kemensos Dorong Pemberdayaan Papua Barat lewat Pendekatan Budaya dan Data

    Published on

    JAKARTA, LinkPapua.com – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat di Papua Barat harus dilakukan melalui kombinasi pendekatan berbasis budaya dan data. Strategi ini dinilai sebagai kunci keberhasilan dalam menanggulangi kemiskinan sekaligus memperkuat peran masyarakat adat sebagai aktor utama pembangunan sosial.

    “Pemberdayaan masyarakat di Papua Barat harus dimulai dari penguatan peran masyarakat adat sebagai pelaku utama pembangunan sosial,” ujar Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, dalam audiensi bersama perwakilan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan masyarakat adat Papua Barat di Kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

    Baca juga:  100 Ribu Visa Haji Reguler Sudah Terbit, Keberangkatan Dimulai 2 Mei

    Menurut Agus, pendekatan intervensi sosial di Papua Barat tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2025 menunjukkan Papua Barat merupakan provinsi dengan kontribusi terendah terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. Sebaliknya, angka kemiskinan tertinggi masih terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

    Agus menyebut data ini menjadi pijakan penting. Namun, tidak bisa hanya mengandalkan data statistik, juga harus memahami struktur sosial-budaya masyarakat Papua Barat.

    Baca juga:  DPR RI Sosialisasi MBG di Manokwari, Pastikan Ikut Sasar Ibu Hamil

    Dalam audiensi tersebut, sejumlah tokoh adat turut menyampaikan pandangan. Charles M Imbir dari Institusi Usba Raja Ampat menekankan pentingnya menjembatani kebijakan nasional yang bersifat top-down dengan kearifan lokal yang bersifat bottom-up.

    “Maka penting ada ruang temu antara keduanya agar masyarakat adat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek dari pembangunan,” katanya.

    Hal senada disampaikan Semuel Awon, Pimpinan Dewan Adat Wilayah III Domberay. Dia menilai intervensi sosial yang tidak mempertimbangkan kekhususan Papua justru bisa menimbulkan resistensi.

    Baca juga:  Tunggu SK DPP, BMP2I Papua Barat Daya Segera Terbentuk

    “Kami bukan menolak bantuan, tapi pendekatannya harus sesuai dengan struktur sosial kami. Masyarakat Papua punya kearifan dan sistem adat sendiri yang perlu dihormati,” ucapnya.

    Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial, I Ketut Supena, menegaskan pemberdayaan yang berhasil adalah yang mengintegrasikan kebijakan nasional dengan realitas lokal.

    “Program pemberdayaan yang berhasil adalah program yang mengintegrasikan kebijakan nasional dengan realitas lokal. Itulah mengapa pendekatan kolaboratif dengan masyarakat adat menjadi sangat penting,” terangnya. (*/red)

     

    Latest articles

    PDNA Manokwari Dilantik, Dorong Sinergi Perempuan Muda di Papua Barat

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.com - Pengurus Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Manokwari periode 2022-2026 resmi dilantik. Momen ini menjadi tonggak dalam mendorong sinergi perempuan muda...

    More like this

    PDNA Manokwari Dilantik, Dorong Sinergi Perempuan Muda di Papua Barat

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Pengurus Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Manokwari periode 2022-2026 resmi...

    Itwasda Polda Papua Barat Gelar Bhakti Religi di Masjid Al-Muhajirin Anday

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Papua Barat Menyambut Hari Bhayangkara ke-79 tahun 2025, Inspektorat Pengawasan Daerah (Itwasda)...

    Kapolri Hadiri CFD Bhayangkara Sport Day, Sapa Warga di Bundaran HI

    JAKARTA, Linkpapua.com-Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri acara CFD Bhayangkara Sport Day di Bundaran...