KAIMANA, LinkPapua.com – Sebanyak 20 jemaah haji asal Kabupaten Kaimana, Papua Barat, tiba di kampung halaman dengan selamat, Selasa (8/7/2025) pagi. Uniknya, mereka menjadi satu-satunya rombongan haji dari Papua Barat yang pulang menggunakan kapal laut.
Rombongan ini tergabung dalam Kloter 29 Embarkasi Makassar dan menumpang KM Labobar milik PT Pelni. Kapal bersandar di Dermaga Pelabuhan Kaimana tepat pukul 06.30 WIT.
Mereka menempuh perjalanan laut dari Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar menuju Kaimana. Selama perjalanan, jemaah didampingi empat orang dari Kantor Kemenag Kabupaten Kaimana serta seorang tenaga kesehatan dari Pemkab Kaimana.
Sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur, Pemkab Kaimana menggelar acara penyambutan resmi. Kegiatan berlangsung di Masjid Sabilillah, Jalan Veteran Kaimana.
Acara penyambutan dihadiri keluarga jemaah dan unsur Forkopimda. Turut hadir OPD, tokoh agama, organisasi masyarakat dan Islam, hingga perwakilan Bank Mandiri.
Acara dibuka dengan pembacaan tilawah oleh Fahmi Namsa. Selanjutnya dilanjutkan sambutan dari para tokoh penting yang hadir.
Kepala Kantor Kemenag Kaimana, Mustafa Musa Buatan, menyebut jemaah menunaikan ibadah selama 42 hari di tanah suci. Total perjalanan mereka dari awal hingga pulang mencapai 50 hari.
“Jemaah haji dari Kaimana menjadi satu-satunya yang kembali ke daerah menggunakan kapal laut. Tentu ini melalui pertimbangan anggaran yang matang. Namun, pelayanan tetap kami upayakan maksimal, termasuk fasilitas khusus selama perjalanan dan pengawalan dari TNI dan Polri saat tiba di Kaimana,” ujarnya.
Wakil Bupati Kaimana, Isack Waryensi, yang mewakili Bupati Hasan Achmad, menyampaikan rasa syukur atas kepulangan jemaah. Ia berharap daerah tetap dalam suasana aman dan kondusif.
“Hari ini kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena para tamu Allah telah kembali dengan selamat ke tengah-tengah kita. Semoga daerah kita senantiasa aman, damai, dan kondusif,” katanya.
Ketua Rombongan Haji Kaimana, Muhammad Hasan, mengaku terharu atas sambutan yang mereka terima. Ia juga berterima kasih atas semua bentuk pelayanan dari pemerintah dan Kemenag.
“Menunaikan haji bukan hanya soal finansial, tapi juga soal tenaga dan kesabaran. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga, melihat Baitullah dan menangis penuh haru. Kami akan berusaha untuk kembali suatu hari nanti,” ucapnya. (*/red)




