JAKARTA, Linkpapua.com– Kebutuhan energi yang terus meningkat mendorong industri hulu migas untuk mengamankan pasokan energi. Untuk itu, eksplorasi migas akan semakin digenjot demi mencapai ketahanan energi dan mendukung kebutuhan energi nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan, saat ini pemerintah terus menawarkan blok-blok migas potensial dilengkapi dengan insentif untuk menstimulus para pelaku usaha agar mau berinvestasi di sektor migas. Contoh insentif yang ditawarkan antara lain fasilitas pajak serta terms and condition yang lebih menarik.
Arifin menjelaskan perbaikan regulasi juga terus dilakukan. Dia mencontohkan, saat ini sudah memasuki tahap akhir pembahasan revisi Peraturan Pemerintah No 27 dan 53 tahun 2017. “Revisi ini bertujuan untuk meningkatkan keekonomian proyek migas,” ujar Arifin dalam pembukaan IPA Convention and Exhibition (IPA CONVEX) ke-48 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (14/5/2024).
Bagi Indonesia, keberadaan gas bumi dapat menjadi solusi dalam penyediaan energi bersih demi mencapai target Net Zero Emission. Selain itu, guna menjawab tantangan penggunaan energi bersih di masa depan maka para pelaku usaha hulu migas harus mengimplementasikam strategi untuk menekan emisi. “Ini dilakukan melalui penerapan teknologi seperti CCS/CCUS,” ujar Arifin.
Untuk mendukung pengembangan teknologi CCS/CCUS, pemerintah juga telah mengeluarkan dua regulasi. Seperti diketahui, saat ini sudah ada 15 proyek CCS/CCUS dengan total potensi penyimpanan mencapai 500 gigaton CO2.
“Sangat penting meningkatkan kolaborasi, kemitraan untuk menghadapi tantangan di industri hulu migas yakni memenuhi kebutuhan energi sekaligus menekan emisi. Saya undang semua untuk secara aktif berkontribusi meningkatkan investasi, cadangan migas serta mewujudkan target penurunan emisi,” kata Arifin.
Sementara itu, Yuzaini bin Md Yusof, President Indonesian Petroleum Association (IPA), mengungkapkan transisi energi akan terus berjalan. Namun, dalam kurun waktu menunggu kesiapan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), sektor hulu migas bakal memainkan peranan penting sekaligus terus bertransformasi menekan emisi karbon. “Gas akan memainkan peran krusial dalam berbagai bagian perekonomian Indonesia,” kata Yuzaini.
Upaya memangkas emisi gas rumah kaca, lanjut Yuzaini, harus diintensifkan dalam kegiatan operasi produksi. “Meskipun ini menimbulkan tantangan teknis dan komersial yang cukup signifikan dan butuh perhatian khusus,” ujar Yuzaini.
Menurut Yuzaini, regulasi tersebut merupakan yang pertama di kawasan Asia sehingga membuat Indonesia jadi negara terdepan dalam penerapan CCS. “Yang dibutuhkan Indonesia sekarang pelaksana peraturan,” ujar Yuzaini.
Ia menyampaikan, dalam tiga hari pelaksanaan IPA Convention and Exhibition 2024 diharapkan bisa melahirkan berbagai inovasi serta diskusi membangun tentang penerapan teknologi CCS maupun berbagai kegiatan eksplorasi produksi demi mencapai tujuan mewujudkan ketahanan energi Indonesia.(LP3/Red)