BINTUNI- Penjabat sementara (Pjs) bupati kabupaten Teluk Bintuni, Agustinus M Rumbino meminta dua kandidat pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan maju pada pilkada Bintuni 2020 mengedepankan kampanye yang berkualitas.
“Silahkan sampaikan ide, gagasan, program serta munculkan prestasi maupun target yang telah di capai, sehingga masyarakat dapat gambaran yang jelas, tentang kualitas seorang pemimpin yang akan mereka pilih,” kata Rumbino dalam sambutannya pada acara sosialisasi Bahaya Radikalisme dan Intoleransi pada pemilukada teluk Bintuni tahun 2020.
Selain itu, Rumbino mengingatkan kedua calon tetap mematuhi protokol kesehatan saat melakukan kampanye.
Rumbino juga mengingatkan tentang bahaya radikalisme dan intoleransi yang berpeluang terjadi pada pemilukada teluk Bintuni tahun 2020.
Menurut Rumbino, pengaruh radikalisme merupakan suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak tertentu mengenai suatu hal, seperti agama, sosial, dan politik, seakan menjadi semakin rumit karena berbaur dengan tindakan yang cenderung melibatkan kekerasan.
Berbagai tindakan teror yang tak jarang memakan korban jiwa seakan menjadi cara dan senjata utama bagi para pelaku paham radikal dalam menyampaikan pemahaman mereka dalam upaya untuk mencapai suatu perubahan.
“Menurut hemat saya, terjadinya sikap dan tindakan radikal dan intoleren hingga menimbulkan adanya konflik, dikarenakan dilanggarnya suatu kesepakatan bersama serta tidak ada dialog. Padahal dialog dan kesepakatan adalah esensi dari demokrasi yang bertujuan untuk hidup bersama dengan saling menerima dan saling menghormati perbedaan, terang Rumbino.
Dirinya mengapresiasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik kabupaten Teluk Bintuni yang telah mengadakan sosialisasi tentang bahaya radikalisme dan intoleransi. Diharapkan dalam acara ini dibuka dialog untuk kesepakatan bersama menuju pilkada Teluk Bintuni 2020 yang aman, adil dan damai.
“Ini menjadi tugas dan wewenang saya ketika ditugaskan oleh negara menjabat sementara bupati Teluk Bintuni, agar pemilu di daerah ini penuh kegembiraan tanpa ada gerakan yang dapat menggangu pelaksanaan pemilu, serta menimbulkan keretakan nasional,” jelas Rumbino.
Disisi lain, juga pentingnya peranan kalangan masyarakat sipil, kerja sama dan sinergitas antara tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan partai politik mengedukasi masyarakat luas untuk melakukan perlawanan terhadap narasi-narasi kebencian, yindakan intoleransi, penggiringan masyarakat ke politik identitas, sekaligus penyebaran wacana tertentu yang dapat menimbulkan polarisasi di masyarakat. (LPB5/red)