28.3 C
Manokwari
Senin, Oktober 7, 2024
28.3 C
Manokwari
More

    GMRI ingatkan pemimpin waspadai bahaya kolonial baru di tengah pandemi

    Published on

    Manokwari,Linkpapuabarat.com-Ketua Umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) Eko Galgendu berbicara tentang rekonsiliasi ekonomi negara Indonesia dan tantangan perubahan zaman baru para pemimpin.

    Hal itu disampaikannya dalam diskusi Mappilu PWI bertajuk “Pilkada 2020: Mencari Pemimpin Perubahan” di Kantor PWI Pusat, Jakarta, Kamis (26/11).

    Eko meminta kepala daerah untuk waspada menghadapi siber Covid-19 dengan strategi membumi.

    “Rekonsilisasi ekonomi negara yang dimaksud adalah memperkuat kembali negara atau wadah yang memiliki suatu sisem ekonomi yang kuat guna menuju ingin dicapai,” ujarnya.

    Baca juga:  Tingkatkan Kapasitas Humas, Kemenkumham Gelar What’s Up

    Sementara, tantangan perubahan zaman baru yang dimaksud adalah kondisi yang dihadapi dalam memenangkan perubahan sistem dan aturan ekonomi dunia yang mengalami era perubahan zaman baru.

    Siber Covid-19 dimaksud adalah perang urat saraf yang memakai media propaganda untuk melakukan serangan psikologi. Mengakibatkan manusia tidak bisa berpikir secara jernih, bingung, stres dan panik menurut kehendak perancangnya.

    “Strategi membumi yang dimaksud di sini upaya bertahan dengan strategi gerakan membumi yaitu kerakyatan dan kebudayaan. memaksimalkan hasil alam dan bumi, pertanian maupun perkebunan,” jelas Eko.

    Baca juga:  Momentum HPN 2021 Sebagai Ajang Penyebaran Informasi Optimisme Penanganan COVID-19

    Menurutnya, kondisi sekarang ini yang terjadi di sejumlah negara akibat pandemi Covid-19 banyak mengalami kerugian di berbagai bidang. Maka para pemimpin mesti waspada berpikir pada kondisi paling buruk.

    “Jadi kami berharap para pemimpin waspada. Serta berpikir pada kondisi paling buruk yaitu kondisi kolonial zaman baru dan senjata daripada kolonial adalah Covid-19 yang dipakai sebagai siber,” ungkap Eko.

    Mengapa siber dan gaya baru ini diutarakan Eko. Karena pemimpin harus sadar bahwa negara Indonesia sedang dalam kondisi dipertaruhkan dan bisa menjadi tumbal. Jika para pemimpinnya tidak menerapkan 3C yaitu cerdas, cermat, dan cerdik dalam menilai dan memahami penyelesaian Covid-19 yang mesti beradu startegi dengan negara lain.

    Baca juga:  Resmikan Pengembangan Bandara Ewer, Jokowi Harap Papua Selatan Makin Berkembang dan Maju

    “Jadi kondisi sekarang para pemimpin harus nenyelesaikan permasalahan Covid-19 dan harus beradu strategi dengan bangsa lainnya di dunia. Sisi lain bangsa ini masih saja ribut dengan kondisi politik di dalam negeri,” demikian Eko. (HumasMappiluPWI)

    Latest articles

    Yo Join Janjikan Terobosan Pendidikan, Kirim 20 Pelajar ke LN Setiap...

    0
    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy-Joko Linggara Iribaram (Yo Join) akan menggulirkan sejumlah terobosan di sektor pendidikan. Salah satunya program...

    More like this

    PWI Jabar Dukung Kepemimpinan Zulmansyah sebagai Ketum PWI Pusat

    BANDUNG, linkpapua.com- Rapat pleno diperluas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Barat menegaskan dukungan...

    Petrus Kasihiw: Kunjungan Paus Fransiskus ke RI Momen Monumental bagi Umat Katolik

    Papua Barat Daya,LinkPapua.com - Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Dunia, melakukan kunjungan apostolik bersejarah...

    Inspiratif! Dr dr Vina Ariesta Raih Woman Empower Women Award 2024

    JAKARTA,linkpapua.com- Entrepreneur perempuan, Dr dr Vina Ariesta Dewi MPd M Biomed (AAM) Dipl CIBTAC,...