MANOKWARI, LinkPapua.com – Kinerja ekspor dua provinsi di tanah Papua menunjukkan arah berbeda pada Mei 2025. Papua Barat mencatat penurunan ekspor sebesar 12,37 persen, sementara Papua Barat Daya justru mengalami peningkatan ekspor hingga 29,25 persen dibanding bulan sebelumnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Papua Barat turun dari US$311,38 juta pada April menjadi US$272,87 juta pada Mei 2025. Kendati melemah, ekspor provinsi ini masih didominasi oleh komoditas bahan bakar mineral (HS27) senilai US$270,49 juta atau 99,13 persen dari total ekspor.
“Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor Papua Barat terbesar dengan nilai ekspor sebesar US$ 138,57 juta dengan kontribusi sebesar 50,78 persen,” demikian laporan BPS, Rabu (2/7/2025).
Ekspor dilakukan melalui tiga pelabuhan laut dan satu pelabuhan udara. Tidak ada dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang masuk selama bulan Mei, sehingga neraca perdagangan Papua Barat tetap mencatat surplus sebesar US$272,87 juta, dengan volume 622,24 ribu ton.
Sementara itu, Papua Barat Daya mencatat kinerja ekspor yang positif, meningkat dari US$1,24 juta pada April menjadi US$1,60 juta pada Mei 2025. Komoditas utama masih didominasi oleh ikan dan udang (HS03) senilai US$1,50 juta atau 94,14 persen dari total ekspor.
Tiongkok juga menjadi negara tujuan ekspor terbesar Papua Barat Daya dengan nilai US$0,61 juta, berkontribusi 38,29 persen terhadap total ekspor.
Ekspor dari Papua Barat Daya dilakukan melalui satu pelabuhan laut dan dua pelabuhan udara. Sama seperti Papua Barat, tidak ada impor yang tercatat di wilayah ini selama bulan Mei.
Dengan capaian tersebut, neraca perdagangan Papua Barat Daya mengalami surplus sebesar US$1,60 juta, dengan volume surplus sebesar 0,18 ribu ton. (*/red)




