MANOKWARI, linkpapua.com– Dr Derek Ampnir lolos tiga besar seleksi terbuka pengisian jabatan pimpinan tinggi di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Derek menjadi satu dari tiga kandidat yang akan mengisi jabatan Deputi Bidang Penanganan Darurat di BNPB.
Masuknya nama Derek Ampnir dalam tiga besar, mendapat respons dari sesepuh Papua yang juga Duta Besar Indonesia untuk Kolombia di masa kepemerintahan Presiden SBY, Michael Manufandu. Manufandu menilai, Derek Ampnir adalah figur yang layak.
“Saya rasa dia memang layak. Dia memiliki kompetensi. Rekam jejaknya juga saya lihat sangat baik,” terang Manufandu, Rabu (7/8/2024).
Menurutnya, lolosnya Derek juga menjadi kebanggaan bagi orang Papua. Karena sejak 61 tahun, baru kali ini adalah kandidat Deputi yang merupakan putra asli Papua.
Manufandu melihat, Derek Mapnir memiliki banyak kelebihan dan pantas menduduki jabatan deputi. Ia adalah seorang birokrat yang memulai karier dari bawah. Ia juga punya track record bersih.
“Ia memiliki sikap. Cara kerjanya benar benar di atas aturan. Selama ini orang menganggap Papua selalu ribut. Tetapi dari catatan kami, Derek adalah orang yang tenang. Sikapnya tenang. Ia juga bersih. Dan saya rasa dia punya kemampuan intelektualitas memadai,” ucapnya.
Manufanda menuturkan, tiga nama yang masuk sebagai kandidat adalah figur pilihan. Ia pun berharap Derek akan menduduki jabatan Deputi.
“Ya, saya harapkan dia yang dipilih. Karena dia mampu. Tadi pagi saya sudah sampaikan bahwa dia harus siap. Jika terpilih maka dia harus ke Jakarta. Ini sebuah prestasi anak bangsa dari Papua,” imbuh Manufandu.
Untuk posisi Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Derek akan bersaing dengan dua nama lainnya. Mereka yakni Dra. Andi Eviana dan Brigjen TNI. Lukmansyah.
Sementara itu, Derek Ampnir dalam keterangannya menyampaikan Terima kasih kepada kepala BNPB karena telah mendapat kepercayaan masuk dalam tiga besar calon pejabat tinggi pratama BNPB. Menurutnya, kesempatan ini sebagai epresentasi para pejuang kemanusiaan yg tersebar di pelosok NKRI, terutama orang asli Papua. (LP1/red)